Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Nusantara Sawit Sejahtera (NSSS) Oversubscribed 2,28 Kali, Sahamnya Listing Perdana Hari ini

PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) akan resmi listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat (10/3/2023) dengan melepas 3,56 miliar saham.
Area perkebunan sawit PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk.
Area perkebunan sawit PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) akan resmi listing perdana dengan melepas 3,56 miliar saham atau persisnya 3.568.235.300 lembar saham, setara 35.682.353 lot pada hari ini, Jumat (10/3/2023).

Pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Nusantara Sawit Sejahtera mengalami total kelebihan permintaan hingga 2,28 kali.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Kamis (9/3/2023), total pesanan saham NSSS mencapai 8,15 miliar saham atau tepatnya 8.155.466.300 lembar saham, dari rencana 3,56 miliar saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

Adapun Nusantara Sawit Sejahtera, emiten berkode saham NSSS tersebut telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp127 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp453,16 miliar.

Seiring dengan penawaran saham baru, emiten yang dinakhodai Teguh Patriawan, mantan bos PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR), juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 1,78 miliar atau 8,82 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Waran tersebut akan dibagikan secara otomatis sebagai insentif bagi para pemegang saham baru, di mana setiap pemegang 2 lembar saham NSSS berhak memperoleh 1 waran secara cuma-cuma. Nantinya, setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru.

Nusantara Sawit Sejahtera Incar Rp338,98 Miliar dari Penerbitan Waran

NSSS menetapkan harga pelaksanaan waran sebesar Rp190 per lembar yang dapat dikonversi menjadi saham dalam kurun waktu 1 tahun, yaitu pada periode 11 September 2023 hingga 11 September 2024.

Dengan demikian, emiten perkebunan sawit tersebut mengincar dana segar dari hasil penerbitan waran sebanyak-banyaknya adalah Rp338,98 miliar.

Waran Nusantara Sawit Sejahtera dengan kode saham NSSS-W ini nantinya juga dapat diperdagangkan oleh para pemegang saham NSSS pada rentang 10 Maret 2023 hingga 6 September 2024 (pasar reguler dan negosiasi) atau 10 September 2024 (pasar tunai).

Adapun, dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penambahan modal.

PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO, di mana sekitar 29,8 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare (ha) berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam.

PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO di mana sekitar 47 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit.

Dari jumlah tersebut, 15 persen di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 ha agar berstatus hak guna usaha (HGU). Adapun, sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan.

Kemudian, sekitar 10,6 persen dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Indonesia, dan PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Sebagai informasi, Nusantara Sawit Sejahtera membukukan laba bersih sebesar Rp64,55 miliar per September 2022 atau turun dari periode yang sama pada 2021 sebesar Rp147,16 miliar.

Adapun, penjualan NSSS tercatat Rp864,31 miliar, tumbuh dari posisi yang sama di 2021 sebesar Rp763,37 miliar.

PT Mitra Agro Dharma Unggul merupakan pemegang saham mayoritas NSSS sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 59,11 persen. Kemudian Teguh Patriawan mengempit 17,12 persen saham, PT Nusantara Makmur Lestari 10,75 persen, Yantoni Kerisna sebesar 6,14 persen, Thomas Tampi sebesar 5,00 persen, dan PT Bina Palangka Makmur sebesar 1,88 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper