Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terdorong Sentimen Suku Bunga, Cek 3 Saham Ini

Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.741 – 6.842 setelah BI mengerek suku bunga dengan rekomendasi saham saham JPFA, MTEL, MYOR.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.741 – 6.842 setelah BI mengerek suku bunga dengan rekomendasi saham saham JPFA, MTEL, MYOR. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.741 – 6.842 setelah BI mengerek suku bunga dengan rekomendasi saham saham JPFA, MTEL, MYOR. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada Jumat (20/1/2023) setelah Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan. Ajaib Sekuritas menjagokan saham JPFA, MTEL, MYOR.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menyampaikan pada perdagangan kemarin, Kamis (19/1/2023), IHSG ditutup menguat sebesar 0,80 persen atau 54,12 poin ke level 6.819,91.

"Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.741 – 6.842," paparnya dalam publikasi riset.

Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yakni suku bunga acuan (BI7DRRR) kembali naik sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Bank Indonesia juga memproyeksikan skenario optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dapat tumbuh di kisaran 4,5 persen - 5,3 persen, didorong oleh kuatnya kinerja ekspor dalam negeri, membaiknya konsumsi rumah tangga, serta meningkatnya investasi.

Sementara itu, pertumbuhan kredit Indonesia per Desember 2022 dilaporkan 11,35 persen YoY, lebih baik dari periode sebelumnya di November 2022 yang tercatat 11,16 persen YoY.

Dari mancanegara, Industrial Production Amerika Serikat tercatat 1,6 persen YoY pada Desember 2022, lebih rendah dari capaian pada bulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 2,2 persen YoY. Hal tersebut mencerminkan pelemahan sisi permintaan dan mulai redanya tekanan inflasi.

Sementara itu, Neraca perdagangan Jepang pada Desember 2022 tercatat defisit sebesar JPY1,45 triliun, membaik bila dibandingkan dengan periode sebelumnya dimana defisit lebih dalam yakni JPY2,03 triliun. Kinerja ekspor Jepang tumbuh 11,5 persen YoY pada Desember 2022, dan kinerja impor tercatat 20,6 persen YoY pada Desember 2022.

Saham - saham pilihan Ajaib Sekuritas

JPFA
Buy :1.295
TP : 1.335
Stop loss: <1.270
Bullish harami candle, stochastic goldencross pada area oversold dan MACD liner bergerak di atas centerline indikasi momentum positif.

Kinerja JPFA hingga September 2022 mencatat penjualan yang tumbuh 12,16% yoy menjadi Rp36,79 triliun. Penurunan harga pakan ternak seperti kedelai dan jagung yang lebih rendah berpotensi mendorong margin emiten poultry, sementara itu permintaan juga berpotensi menguat seiring dengan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat yang solid.

MTEL
Buy :695
TP : 715
Stop loss: <685
Bergerak sideways dalam fase short term, ditutup di atas MA 5 dengan konfirmasi penguatan volume dibanding hari sebelumnya, stochastic bergerak up dan MACD bar histogram bearish terbatas.

Kinerja MTEL pada Kuartal III-2022 mencatat pendapatan yang tumbuh 11,5% YoY mencapai Rp5,6 triliun, sejalan dengan margin ebitda dan portfolio penyewaan menara meningkat 86%. MTEL telah mengakuisisi 6.088 menara, di mana 6.000 menara milik Telkomsel, 39 menara dari Citra Gaia, dan 38 menara dari MSN dan lainnya. MTEL juga mengakuisisi fiber optic sepanjang 6.012 km. Dampak akuisisi ini akan tercermin pada kinerja MTEL di kuartal IV 2022 dan seterusnya yang berpotensi tumbuh.

MYOR
Buy :2.360
TP :2.430
Stop loss : 2.300
Long white marubozu candle, volume stabil memberi sinyal bullish continuation. Stochastic di area overbought dan MACD bearish terbatas.

Kinerja MYOR per September 2022 mencatat laba bersih tumbuh 10,9% YoY dari pendapatan yang tumbuh 11,76% YoY. MYOR berpotensi mencatat pertumbuhan kinerja pada kuartal-IV 2022 mendatang terdorong dari mobilitas sosial yang padat, bahan baku yang turun, daya beli masyarakat yang tumbuh, dan peningkatan aktivitas wisata mendorong permintaan produk MYOR.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper