Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diramal Kembali ke Rp15.400 Besok Senin (5/12)

Rupiah berpeluang ditutup menguat di kisaran rentang Rp15.400 hingga Rp15.470 pada perdagangan Senin (5/12).
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan menguat pada perdagangan besok, Senin (5/12/2022).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menjelaskan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah akan fluktuatif pada perdagangan besok.

“Meski fluktuatif, rupiah berpeluang ditutup menguat di rentang Rp15.400 – Rp15.470,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Minggu (4/12/2022).

Adapun pada perdagangan Jumat (2/12/2022) kemarin, rupiah ditutup naik 137 poin atau 0,88 persen menjadi Rp15.425,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS ditutup terkoreksi 0,17 persen ke level 104,545.

Ibrahim menuturkan, pergerakan nilai tukar rupiah ditopang oleh pasar yang merespon positif Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap rilis data inflasi pada November 2022 mencapai 5,42 persen (YoY). Inflasi lebih rendah dibandingkan pada Oktober yang tercatat 5,71 persen. Secara tahun kalender inflasi mencapai 4,82 persen dan dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,09 persen

Kondisi ini berbanding terbalik dengan catatan pada bulan lalu di mana Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,11 persen. Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (yoy) akan menembus 5,54 persen pada bulan ini. Sementara itu, inflasi inti diperkirakan merangkak naik menjadi 3,45 persen pada November (yoy) dibandingkan 3,31 persen pada Oktober.

“Pemerintah terus meyakinkan pasar bahwa  perekonomian nasional saat ini dalam tren positif dan masih tumbuh kuat. Dengan kemampuan itu, optimisme proses pemulihan ekonomi terus terjaga. Meski begitu, pemerintah perlu tetap waspada terhadap ancaman risiko global,” jelasnya.

Rincian tren positif ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di atas 5 persen selama 4 triwulan berturut-turut, bahkan pada Triwulan Ketiga 2022 mencapai 5,72 persen (YoY). Selain itu, inflasi mulai menunjukkan penurunan ke level 5,71 persen (YoY) di bulan Oktober, dan relatif moderat dibandingkan negara-negara lain.

Bank Indonesia juga terus melakukan bauran strategi ekonomi guna untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah serta terus melakukan intervensi besar di pasar valuta asing, obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). 

Walaupun berimbas terhadap menurunnya cadangan devisa, namun langkah BI sudah sesuai dengan regulasi yang bertujuan untuk menahan pelemahan mata uang rupiah akibat kenaikan inflasi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper