Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berakhir Menguat Ikut Euforia Ekonomi AS Batal Resesi

Rupiah hari ini menguat seiring membaiknya ekonomi AS yang memberikan gambaran bahwa resesi global kemungkinan hanya angin lalu.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/10/2022) kendati indeks dolar AS menguat.

Mengutip data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 13 poin atau 0,08 persen ke Rp15.554 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,33 persen ke 110,93.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan tanda-tanda ketahanan dalam ekonomi memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga yang tajam, menjelang rilis data inflasi utama, dan Bank of Japan pada Jumat mempertahankan suku bunga rendah dan sikap dovish.

Dengan sentimen ini, para pedagang akan fokus pada rilis indeks harga PCE inti, pengukur inflasi acuan The Fed, sebagai landasan bagi pembuat kebijakan bank sentral pada pertemuan penetapan kebijakan minggu depan. Ini diharapkan menunjukkan peningkatan secara bulanan (month-to-month/MoM) sebesar 0,5 persen pada September 2022, sedikit penurunan dari 0,6 persen bulan sebelumnya.

Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pekan depan, kenaikan keempat tahun ini.

Bank sentral Jepang, bagaimanapun, merevisi perkiraan inflasi hingga 2024, menunjukkan lebih banyak rasa sakit jangka pendek untuk ekonomi Jepang dan menumpuk lebih banyak tekanan pada mata uang.

Dari sisi internal, meski ekonomi Amerika Serikat (AS) belakangan memang diproyeksi bakal resesi. Diketahui bahwa negeri Paman Sam ini sudah tertekan pasca perang Rusia-Ukraina meletus. Padahal negara-negara di dunia sudah waswas jika negara dengan ekonomi terbesar ini jatuh ke jurang resesi.

"Resesi AS juga bisa mempengaruhi perekonomian nasional, karena negeri Pam Sam ini merupakan mitra dagang utama Indonesia," tulis Ibrahim dalam riset, Jumat (28/10/2022).

Tadi malam waktu Indonesia, AS telah melaporkan pertumbuhan ekonominya pada kuartal III/2022 ini yang ternyata berada di luar ekspektasi atau tumbuh 2,6 persen. Tentu saja, ini menandakan ekonomi Paman Sam telah pulih dari kontraksi ekonomi yang terjadi pada paruh pertama tahun ini.

Membaiknya ekonomi AS memberikan gambaran bahwa resesi global kemungkinan hanya angin lalu dan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, ketakutan yang berlebihan membuat semua negara melakukan pengetatan terhadap suku bunga acuannya, yang bertujuan untuk memperkuat pondasi perekonomiannya.

Walaupun ekonomi AS membaik, Pemerintah dan Bank Indonesia tidak akan bersenang-senang dulu, namun masih tetap waspada dan terus memperkuat pondasi perekonomiannya.

Guna untuk memperkuat pondasi tersebut maka Pemerintah dan BI terus melakukan strategy bauran ekonomi, penyaluran Bansos, BLT dan lainnya serta terus melakukan intervensi di pasar valutas asing dan obligasi di perdagangan DNDF.

Untuk perdagangan Senin pekan depan (31/10/2022), Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.530 - Rp15.600 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper