Bisnis.com, JAKARTA — Saham produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) mengawali perdagangan pagi ini, Selasa (13/9/2022) dengan penurunan sebesar 0,58 persen ke posisi harga Rp8.550 pada pukul 09.20 WIB. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat menembus level psikologis 7.300.
IHSG terpantau menguat 0,76 persen atau 55,40 poin ke 7.309,86 pada 10.12 WIB. Sebanyak 295 saham menghuat, 189 saham melemah, dan 201 saham stagnan.
Analis NH Korindo Sekuritas, Cindy Alicia Ramadhania mengatakan, ICBP masih berpeluang meningkatkan kinerja di tengah turunnya harga gandum.
“Di tengah sentimen kenaikan harga bahan baku, ICBP masih memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja yang baik seiring dengan tren penurunan harga gandum dunia akibat dibukanya ekspor dari Ukraina serta membaiknya panen di Kanada dan Amerika Serikat,” ujar Cindy dalam riset, dikutip Selasa, (13/9/2022).
Sepanjang 2022, lanjutnya, ICBP telah menaikkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 9 persen, yaitu pada April 2022 naik 4 persen dan Juni 2022 naik 5 persen.
Segmen mi instan ICBP diketahui memiliki pangsa pasar sebesar 70 persen, dengan volume penjualan pada paruh pertama tahun ini tumbuh 7 persen yang berasal dari kontribusi domestik dan overseas.
Baca Juga
Cindy mencatat, laba ICBP pada semester I/2022 terkontraksi di tengah penjualan yang bertumbuh. ICBP membukukan penjualan sepanjang paruh pertama 2022 senilai Rp32,6 triliun, naik 15,6 persen secara tahunan ditopang tingginya volume penjualan dan kenaikan ASP pada semua segmen.
“Semua segmen sepanjang semester I/2022 kompak mengalami pertumbuhan, di mana segmen nutrisi dan makanan khusus memimpin pertumbuhan sebesar 18,7 persen year-on-year (yoy),” imbuh Cindy.
Laba bersih ICBP pada periode enam bulan pertama tahun ini tercatat turun 40,1 persen yoy menjadi Rp1,9 triliun, akibat tingginya forex loss dari aktivitas pendanaan.
NH Korindo Sekuritas memberikan rekomendasi buy saham ICBP dengan target harga Rp9.800 per saham yang mencerminkan P/E sebanyak 16,2 kali dan potensi kenaikan sebesar 16 persen.
Adapun risiko utama dari rekomendasi yaitu depresiasi mata uang rupiah, daya beli konsumen yang belum optimal, kenaikan harga komoditas, serta penurunan permintaan produk.
Saham ICBP masih mencatatkan tren koreksi tipis sebesar 0,58 persen secara year-to-date (ytd) dari harga saham di awal 2022 senilai Rp8.625 per saham.
Selama 6 bulan terakhir, saham berkapitalisasi pasar Rp99,71 triliun tersebut telah menguat 13,62 persen dan mencatatkan price earning ratio (PER) sebesar 25,83.
