Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Obligasi Rp744 Miliar, TINS Mau Lunasi Pakai Kas Internal

Emiten grup tambang BUMN, PT Timah Tbk. (TINS) bakal melunasi obligasi dan sukuk jatuh tempo sebesar Rp744 miliar.
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk., Purwoko mengatakan PT Timah bakal berupaya meningkatkan kapasitas produksi di bidang hilir timah melalui anak usahanya yakni PT Timah Industri, minimal dua kali lipat dibanding kapasitas terpasang tahun lalu, sebagai respons atas rencana pemerintah melarang ekspor balok timah atau ingot. Bisnis/ Emanuel B. Caesario.rn
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk., Purwoko mengatakan PT Timah bakal berupaya meningkatkan kapasitas produksi di bidang hilir timah melalui anak usahanya yakni PT Timah Industri, minimal dua kali lipat dibanding kapasitas terpasang tahun lalu, sebagai respons atas rencana pemerintah melarang ekspor balok timah atau ingot. Bisnis/ Emanuel B. Caesario.rn

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup tambang BUMN, PT Timah Tbk. (TINS) bakal melunasi obligasi dan sukuk jatuh tempo sebesar Rp744 miliar.

TINS memiliki obligasi dan sukuk ijarah jatuh tempo dengan total Rp744 miliar pada September 2022.

Head of Corporate Finance Timah Abdullah Umar menjelaskan pelunasan obligasi jatuh tempo tersebut bakal menggunakan dana internal.

"Kita akan melunasi obligasi yang jatuh tempo menggunakan kas internal perusahaan. Dalam jangka waktu 3 bulan kedepan kita belum ada rencana penerbitan obligasi baru," jelasnya kepada Bisnis (25/8/2022).

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, emiten berkode TINS ini mencetak pendapatan sebesar Rp14,6 triliun turun 3,99 persen dibandingkan dengan tahun penuh 2020 yang mencapai Rp15,21 triliun.

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih tercatat Rp1,3 triliun pada 2021, membalikkan posisi rugi bersih Rp340,59 miliar pada 2020.

TINS juga mencatatkan laba bersih per saham dasar atau dilusian menjadi Rp175 per lembar pada 2021, berbanding terbalik dengan rugi bersih per saham Rp45 pada 2020.

Adapun posisi total aset perseroan naik tipis pada 2021 menjadi Rp14,69 triliun dibandingkan dengan Rp14,51 triliun pada 2020.

Rinciannya, terjadi kenaikan pada jumlah aset lancar menjadi Rp7,42 triliun dari Rp6,55 triliun, sedangkan jumlah aset tidak lancar turun menjadi Rp7,26 triliun dari Rp7,96 triliun.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan turun menjadi Rp8,38 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp9,57 triliun pada 2020.

Dengan rincian penurunan pada jumlah liabilitas jangka panjang menjadi Rp2,69 triliun dari Rp3,71 triliun, sedangkan jumlah liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp5,68 triliun dari Rp5,86 triliun.

Jumlah ekuitas TINS juga tercatat melonjak menjadi Rp6,3 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp4,94 triliun pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper