Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Tembus Rp15.000 jelang The Fed Kerek Suku Bunga

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,11 persen atau turun 17 poin ke posisi Rp15.010 per dolar AS, jelang keputusan The Fed mengerek suku bunga.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,11 persen atau turun 17 poin ke posisi Rp15.010 per dolar AS, jelang keputusan The Fed mengerek suku bunga. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,11 persen atau turun 17 poin ke posisi Rp15.010 per dolar AS, jelang keputusan The Fed mengerek suku bunga. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada hari ini, Rabu (27/7/2022) dan melampaui level psikologis Rp15.000 jelang rencana The Fed menaikkan suku bunga. Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,11 persen atau turun 17 poin sehingga parkir di posisi Rp15.010 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.15 WIB terpantau melemah 0,132 poin atau 0,13 persen ke level 106,91.

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut melemah seperti rupee India yang terkoreksi 0,15 persen, baht Thailand turun 0,19 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,40 persen.

Beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah yuan China sebesar 0,10 persen dan yen Jepang sebesar 0,02 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan ekuitas AS jatuh pada hari Selasa menjelang keputusan suku bunga The Fed karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu waktu AS.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional memperingatkan ekonomi dunia akan segera berada di puncak resesi. Pengetatan moneter, kekurangan energi Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina dan kondisi sektor properti China, serta pembatasan Covid-19 tetap menjadi hambatan bagi pemulihan ekonomi global.

Dari dalam negeri, di tengah risiko resesi global yang berimbas ke berbagai negara, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap sehat dan terus melanjutkan proses pemulihan, didukung oleh kekayaan komoditas.

“Kenaikan harga komoditas yang saat ini menjadi beban bagi banyak negara lain justru menjadi limpahan berkah bagi Indonesia. Penerimaan pemerintah mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan selama periode booming harga komoditas,” kata Ibrahim dalam riset, Rabu (27/7/2022).

Struktur ekonomi Indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai badan usaha baik yang dimiliki oleh negara seperti perusahaan-perusahaan BUMN maupun swasta nasional di berbagai sektor ekonomi. Selain itu, Indonesia juga memiliki kebijakan moneter dan fiskal yg terencana cukup baik serta fiskal yang sangat disiplin. Utang pemerintah juga tidak pernah melewati batas 60 persen PDB.

“Dengan kinerja perekonomian yang konsisten didukung kedisiplinan pemerintah mengelola fiskal, investor asing dan domestik tidak pernah kehilangan keyakinannya untuk membeli surat-surat utang Indonesia,” lanjutnya.

Kabar ekonomi eksternal masih menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan walaupun data internal cukup bagus, namun mata uang rupiah masih melemah, walaupun pelemahannya tidak terlalu signifikan.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.000—Rp15.040 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper