Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah terpantau naik pada awal pekan ini, Senin (25/7/2022) karena investor menimbang tanda-tanda pasar tetap ketat terhadap kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
Mengutip Bloomberg, Senin (25/7/2022), harga West Texas Intermediate naik di atas US$95 per barel setelah membatasi penurunan mingguan ketiga pada Jumat lalu, yang menjadi penurunan terpanjang tahun ini.
Pelaku pasar melihat serangan volatilitas baru-baru ini, ditandai dengan perubahan tajam dan likuiditas rendah, karena para pedagang minyak menyulap prospek penawaran dan permintaan yang bersaing.
Bank Sentral AS Federal Reserve diperkirakan akan menyetujui kenaikan suku bunga besar lainnya minggu ini sebagai upaya memerangi lonjakan inflasi, sehingga menumpuk tekanan pada permintaan minyak. Namun, menurut pedagang komoditas veteran Pierre Andurand, konsumsi minyak dapat melebihi ekspektasi bahkan jika ekonomi global goyah.
Harga minyak masih naik sekitar 25 persen untuk tahun ini, meskipun kontrak berjangka telah menyerahkan sebagian besar keuntungan yang terlihat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022.
AS telah memperjuangkan batas harga minyak mentah Rusia sebagai upaya membatasi pendapatan yang mengalir ke Kremlin untuk mendanai perangnya, dan pejabat nomor dua Departemen Keuangan AS akan berada di Eropa minggu ini untuk menggalang dukungan untuk tindakan tersebut.
Baca Juga
Perang Rusia di Ukraina telah mendorong banyak konsumen minyak menjauh dari produsen OPEC+. Hal itu menyebabkan Arab Saudi dan Irak mengalihkan lebih banyak minyak mentah mereka ke Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel