Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Prospektif, Begini Tips Investasi Emas

Adanya ketidakpastian kerap membuat harga emas menjadi terkerek naik.
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi geopolitik yang tidak menentu membuat banyak orang bingung elemen investasi apa yang aman namun tetap cuan. Emas kerap kali disebut sebagai investasi yang jadul karena zaman sekarang banyak yang lebih suka saham, reksadana, ataupun kripto.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan menaikkan suku bunga membuat banyak ketidakpastian yang menyebabkan ekonomi global tidak menentu.

“Apalagi ketegangan China-Taiwan serta semenanjung Korea juga meningkat membuat emas akan balik sebagai instrumen investasi baik pendek maupun panjang,” jelas Ibrahim dikutip, Sabtu (25/6/2022).

Serupa dengan Ibrahim, Bareyn Mochaddin, Perencana Keuangan mengatakan adanya ketidakpastian geopolitik, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta pandemi yang masih berlangsung, kemungkinan akan mendukung harga emas.

Dia menjelaskan adanya ketidakpastian yang kerap membuat harga emas menjadi terkerek naik. Contohnya, saat awal pandemi, dan saat invasi Rusia ke Ukraina pertama kali, harga emas cenderung naik.

Namun menurutnya, seorang investor harus tahu dulu apa kebutuhan dan pencapaian investasinya untuk memutuskan memilih emas sebagai elemen investasi.

“Imbal hasil dari emas seperti apa yang dicari? Apa kebutuhannya?” tegas Bareyn.

Menurutnya, kenaikan suku bunga The Fed beberapa waktu lalu terlihat melemahkan nilai emas. Jadi kalau berbicara investasi jangka pendek, mungkin saat ini investasi emas tidak terlalu menarik.

Akan tetapi, seperti yang telah diketahui, secara historis harga emas terus naik seiring dengan waktu.  Jika saat ini sedang turun, ada kemungkinan nanti bisa naik lagi dan ambil profit saat naik nanti.

“Sehingga, bilapun ingin berinvestasi emas, kiranya bisa disimpan untuk jangka waktu yang panjang. Beli saat turun sekarang dan emas juga bisa digunakan sebagai instrumen untuk menyimpan dana darurat,” kata Bareyn.

Lalu bagaimana jika ingin berinvestasi emas?

Prospek investasi emas bisa dikatakan tidak akan pudar ditelan zaman, meski instrumen ini tidak menjanjikan pertumbuhan imbal hasil eksponensial. Berikut beberapa tips berinvestasi alat lindung nilai berupa logam mulai tersebut:

  • Anda bisa membeli emas ke perusahaan tepercaya.

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) salah satu perusahaan penyedia emas batangan terbaik, yang kualitas serta keamanannya terjamin saat membeli. Emas batangan juga disediakan Pegadaian, dan sejumlah perusahaan penyedia lainnya.

  • Tentukan tujuan investasi.

Emas kerap dijadikan sebagai instrumen investasi jangka panjang dan dijadikan dana pensiun, dana pendidikan anak, liburan, biaya haji, atau tujuan keuangan lainnya dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan, hingga dana darurat. Setelah mengetahui tujuan investasi, dapat mulai masuk ke tahap perencanaan keuangan sehingga dapat menyesuaikan alokasi gaji dengan dana investasi setiap bulannya.

  • Pahami kadar, karat, dan juga perkembangan harga emas.

Kadar karat adalah ukuran tingkat kemurnian emas. Logam mulia atau emas batangan memiliki tingkat kemurnian 99,9 persen karena tidak ada campuran jenis logam lainnya seperti perak, platinum, dan logam lainnya. Pada produk Antam, ada cap khas yang menunjukkan logo perusahaan dan tingkat kemurniannya.

  • Perhatikan perkembangan harga emas Antam.

Emas tidak pernah mengalami penurunan nilai secara signifikan dan justru naik secara jangka panjang. Momentum saat harga turun menjadi waktu yang tepat untuk membeli emas. Lalu, dapat menjualnya di saat harga logam mulia mulai naik atau saat ada kebutuhan khusus lainnya.

  • Rutin dalam berinvestasi.

Dalam investasi apapun rutin atau konsisten menjadi hal penting. Alokasikan misalnya setiap bulan atau tiga bulanan dari sebagian penghasilan untuk berinvestasi sehingga bisa memperoleh imbal hasil atau keuntungan yang optimal di masa depan karena aset ini mampu bertahan di tengah inflasi atau kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil.

  • Simpan di tempat yang baik dan benar agar tidak rusak.

Umumnya, investor menyimpan aset berharganya Safe Deposit Box (SDB) di bank atau di dalam brankas di rumah. Namun, harus menanggung biaya tambahan untuk menyimpannya di SDB. Di samping itu, penyimpanan di rumah juga dapat berisiko pencurian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper