Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Dampaknya Ke Pasar Obligasi

Kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia. Kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi../Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia. Kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi../Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan akan menjadi sentimen positif untuk pasar surat utang dalam negeri.

Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie menuturkan, kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi. Meski demikian, menurutnya sentimen ini tidak akan berlangsung lama.

“Langkah ini akan jadi sentimen positif setidaknya dalam jangka pendek,” katanya saat dihubungi, Kamis (23/6/2022).

Roby melanjutkan, dalam jangka menengah hingga akhir tahun, pasar masih akan mencermati perkembangan inflasi dalam negeri. Selain itu, antisipasi kebijakan moneter BI terhadap potensi kenaikan suku bunga The Fed juga menjadi perhatian pasar.

Di sisi lain, Roby mengatakan sentimen dari dalam negeri akan menjadi penopang positif terhadap pasar obligasi. Hal ini tercermin dari tren pemulihan ekonomi Indonesia yang cukup baik di tengah kembali melonjaknya pandemi virus corona.

“Selain itu, nilai tukar rupiah sejauh ini juga terbilang terjaga meski memang dibayangi risiko outflow asing dari pasar keuangan dan stagflasi negara mitra dagang,” jelasnya.

Secara terpisah, Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra menambahkan, langkah BI sesuai dengan ekpektasi para pelaku pasar.

“Dengan langkah ini, BI mengindikasikan akan membantu pemulihan ekonomi dan baru akan mulai meningkatkan suku bunga apabila laju inflasi dan nilai tukar tidak sesuai dengan view mereka,” jelas Susanto.

Menurutnya, kini pelaku pasar akan membandingkan imbal hasil yang ditawarkan oleh obligasi di Indonesia dengan obligasi yang ditawarkan negara lain. Apabila spread mulai signifikan, maka akan terjadi perpindahan aset investasi tersebut.

“Faktor yang akan terus dimonitor oleh para investor ke depannya adalah pergerakan nilai tukar dan perkembangan laju inflasi di Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper