Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan, Trias Sentosa TRST Bagi Dividen Rp56,16 Miliar

Trias Sentosa TRST sepakat memberikan dividen kepada pemegang saham Rp20 per saham dengan total Rp56,16 miliar.
Presiden Direktur PT Trias Sentosa Tbk. Sugeng Kurniawan (kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Kindarto Kohar, seusai rapat umum pemegang saham tahunan, di Surabaya, Kamis (17/5/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan
Presiden Direktur PT Trias Sentosa Tbk. Sugeng Kurniawan (kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Kindarto Kohar, seusai rapat umum pemegang saham tahunan, di Surabaya, Kamis (17/5/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com - JAKARTA - Emiten kemasan PT Trias Sentosa Tbk. (TRST) akan membagikan dividen senilai Rp56,16 miliar atau setara Rp20 per saham.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen Trias Sentosa menyebutkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2021, TRST sepakat memberikan dividen kepada pemegang saham Rp20 per saham dengan total Rp56,16 miliar.

Berikut jadwal pembagian dividen Trias Sentosa.

Tanggal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi : 27 Juni 2022

Tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi : 28 Juni 2022

Tanggal cum dividen di pasar tunai : 29 Juni 2022

Tanggal ex dividen di pasar tunai : 30 Juni 2022

Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen : 29 Juni 2022

Tanggal pembayaran dividen : 20 Juli 2022.

Sementara itu, manajemen Trias Sentosa optimistis kinerja penjualan tahun ini bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu sejalan dengan situasi ekonomi yang semakin pulih.

Direktur Utama Trias Sentosa, Sugeng Kurniawan mengatakan pada kuartal I/2022, perseroan berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp1,1 triliun atau mengalami pertumbuhan 31,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Peningkatan penjualan ini terjadi seiring dengan situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang mereda, yang tercermin dari mulai meningkatnya aktivitas ekonomi dan bisnis yang sudah kembali berjalan normal,” katanya dalam paparan publik di Surabaya, Jumat (17/6/2022).

Dia mengatakan meskipun ekonomi dan bisnis sudah Kembali normal, tetapi industri masih dibayangi oleh kenaikan harga komoditas, dan biaya pengiriman yang disebabkan oleh perang Rusia - Ukraina, serta kelangkaan peti kemas yang terjadi di awal 2022.

“Meski begitu, perseroan tetap berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga di kuartal I tahun ini penjualan kami meningkat 31,6 persen, dan laba bruto perseroan meningkat 59,9 persen menjadi Rp157 miliar, dan laba netto periode berjalan meningkat 15,4 persen (YoY) menjadi Rp58 miliar,” jelasnya.

Dia mengatakan di tengah tingginya harga minyak dunia dan sulitnya mendapat bahan baku, perseroan melakukan strategi pengamanan pasokan bahan baku, meningkatkan efisiensi. Bahkan jika terpaksa, menaikkan harga produk ke konsumen.

“Penanganan pandemi dan rantai pasok bahan baku dan barang memang masih menjadi tantangan ke depan,” imbuhnya.

Adapun pada 2021, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan 22,1 persen dibandingkan dengan penjualan 2020, yang disertai dengan peningkatan laba bruto komsolidasi dan laba netto tahun berjalan konsolidasi masing-masing sebesar 41 persen dan 174 persen (YoY).

“Keberhasilan kinerja tahun lalu ini dipicu oleh tingginya permintaan pasar domestik maupun pasar ekspor yang disebabkan oleh adanya gangguan rantai pasokan barang secara global terkait dengan kondisi pandemi,” katanya.

Menurutnya, situas ini telah mendorong kontribusi penjualan di pasar ekspor pada 2021 yang menjadi 47 persen atau naik dibandingkan komposisi ekspor pada 2020 yakni 44 persen. Sedangkan di pasar domestik pada 2020 berkontribusi 56 persen, turun menjadi 53 persen pada 2021.

Sugeng menambahkan, keyakinan kinerja di masa yang akan datang juga didasari oleh adanya investasi yang dilakukan perseroan dengan menambah kapasitas produksi.

“Perseroan telah melakukan investasi untuk mesin BOPP (biaxially-oriented polypropylene) atau film polyster sebesar 40 juta dolar AS, dan mesin cast polypropylene (CPP) atau film plastik berbahan polypropylene sebesar US$8 juta. Keduanya direncanakan beroperasi pada akhir 2022,” ujarnya.

Dia mengatakan, melalui investasi tersebut direnanakan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 85 orang, serta akan menambah kapasitas produksi. Mesin BOPP akan memiliki kapasitas 30.000 ton/tahun, dan CPP 15.000 ton/tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper