Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi ConocoPhillips, Prospek Medco (MEDC) Semakin Mentereng

Performa positif MEDC sepanjang kuartal I/2022 utamanya ditopang oleh tren kenaikan harga minyak dunia.
Akuisisi ConocoPhillips, prospek Medco (MEDC) semakin mentereng./Istimewa-SKK Migas
Akuisisi ConocoPhillips, prospek Medco (MEDC) semakin mentereng./Istimewa-SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah aksi akuisisi yang agresif, termasuk ConocoPhillips, akan menjadi katalis positif untuk PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) sepanjang tahun 2022.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyebutkan, performa positif MEDC sepanjang kuartal I/2022 utamanya ditopang oleh tren kenaikan harga minyak dunia.

Pada kuartal I/2021 harga minya dunia (WTI) masih dikisaran US$50 – US$65 per barel dan memasuki akhir tahun 2021 menembus US$80 per barel. Harga minyak kemudian terus melonjak hingga menembus terus US$117 per barel di bulan Maret 2022.

“Hal yang sama juga terjadi pada harga gas. Kondisi kenaikan harga minyak dan gas tersebut tentu mengangkat Harga jual yang mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba Medco,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.

Kinerja MEDC turut didukung oleh aksi korporasi dalam mengakuisisi ConocoPhilips Indonesia yang selesai dilakukan di kuartal I/2022. Hal ini membuat perfroma buku ConocoPhillips pasca akuisisi dapat dikonsolidasikan pada laporan MEDC.

Berdasarkan laporan keuangan ConocoPhilips, laba annualized di tahun 2021 mencapai US$283 juta, sehingga kenaikan laba MEDC di kuartal I/2022 sekitar 2200 persen juga berasal dari kontribusi aksi korporasi tersebut, terutama performa pada Maret 2022.

Alfred melanjutkan, Medco termasuk perusahaan yang agresif dalam melakukan akuisisi untuk terus menambah cadangan yang dimiliki. Pada saat kondisi harga minyak dunia tinggi, MEDC tidak hanya mendapatkan manfaatnya dari realisasi pendapatan serta laba, tetapi juga dari kenaikan nilai aset mereka berupa cadangan migas yang signifikan karena naiknya harga komoditas tersebut.

Ia menuturkan, kinerja MEDC sepanjang tahun 2022 masih memilki ruang untuk tumbuh. Hal tersebut seiring dengan kenaikan harga minyak dan gas karena konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina

Meski demikian, Alfred menuturkan kenaikan harga minyak dan gas karena konflik geopolitik hanya merupakan sentimen sementara. Ancaman inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global yang akan menjadi faktor penekan harga komoditas energi.

“Dalam jangka pendek, MEDC akan masih mendapat sentimen positif dari harga minyak dan gas yang masih solid hingga awal semesster II/2022, hal tersebut masih akan membuat performa keuangan dan sahamnya menjadi solid,” jelas Alfred.

Seiring dengan hal tersebut, Alfred menyematkan rekomendasi beli (buy) untuk MEDC dengan target harga di kisaran Rp720 – Rp760.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper