Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab IHSG Anjlok 2 Persen, Saham ADRO Terjun Bebas 7 Persen

Sentimen inflasi memberikan pengaruh besar pada turunnya IHSG hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pergerakan di zona merah pada awal sesi II perdagangan Senin (13/6/2022).

Berdasarkan data RTI, IHSG tersungkur 2,04 persen ke level 6.941,74 pada pukul 13:48 WIB. Sebanyak 513 saham melemah, 69 saham menguat, dan 109 saham lainnya bergerak di tempat.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M. M. mengemukakan pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen inflasi Amerika Serikat yang di luar ekspektasi. Data terbaru inflasi Amerika Serikat memperlihatkan inflasi tahunan Mei mencapai 8,6 persen, di atas inflasi April 8,3 persen.

“Sentimen inflasi memberikan pengaruh besar pada turunnya IHSG. Inflasi Amerika Serikat pada Mei ternyata melebihi ekspektasi. Dari prediksi 8,2 persen ternyata naik 8,6 persen,” kata Roger, Senin (13/6/2022).

Inflasi Amerika Serikat yang mencapai level tertinggi dalam 41 tahun makin memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan mengambil kebijakan suku bunga yang lebih agresif. Roger memperkirakan rapat FOMC pada 14-15 Juni ini hampir pasti menghasilkan keputusan kenaikan suku bunga 50 bps.

“Pada pertemuan 14-15 Juni The Fed Sudah dipastikan agenda kenaikan suku bunga 0,5 persen. Kemudian di September juga kemungkinan kembali akan menaikkan suku bunga dengan probabilitasnya masih 60 persen,” kata Roger.

Data inflasi Mei menunjukkan kenaikan di luar ekspektasi. Indeks harga konsumen naik 8,6 persen secara tahunan dibandingkan dengan 8,3 persen pada April 2022 dan merupakan kenaikan terbesar sejak 1981.

Kenaikan ini tak lepas dari harga energi yang melonjak 34,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan merupakan kenaikan terbesar sejak 2005. Inflasi inti yang tidak termasuk barang pangan bergejolak dan energi naik 0,6 persen dibandingkan dengan April 2022 dan 6 persen secara tahunan.

Saham batu bara terus mengalami tekanan hingga 14.16 WIB. Saham ADRO tersungkur 7 persen, DOID ambles 6,90 persen, INDY terjungkal 6,01 persen, dan BUMI melemah 3,45 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper