Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Berada pada Level Terendah dalam 1 Bulan Terakhir

Dolar AS melemah setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga zona euro kemungkinan akan berada di wilayah positif pada akhir kuartal ketiga.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks dolar AS jatuh mencapai level terendah dalam satu bulan terakhir pada akhir perdagangan Selasa  (24/5/2022). Hal ini setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga zona euro kemungkinan akan berada di wilayah positif pada akhir kuartal ketiga.

Komentar Lagarde menyiratkan peningkatan setidaknya 50 basis poin pada suku bunga simpanan ECB dan memicu spekulasi kenaikan yang lebih besar pada musim panas ini untuk melawan lonjakan inflasi terkait kenaikan harga energi, yang disebabkan perang Rusia dan Ukraina, serta stimulus terhadap sektor publik setelah dimulainya pandemi virus corona.

Adapun mata uang euro naik 0,42 persen pada 1,07355 dolar. Selama tujuh sesi perdagangan terakhir, mata uang tunggal telah rebound 3,7 persen setelah jatuh ke level terendah sejak Januari 2017, di 1,0349 dolar, awal bulan ini.

"Mereka sedikit terlambat dalam pesta, dibandingkan dengan The Fed," kata John Doyle, wakil presiden urusan dan perdagangan di Monex USA, tentang ECB.

Di Amerika Serikat, sebagian besar pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve kemungkinan besar sudah diperkirakan, kata Marshall Gittler, kepala penelitian investasi di BDSwiss.

"Perbedaan ekspektasi ini dapat mendorong euro atau dolar lebih tinggi lagi selama beberapa sesi berikutnya karena pasar baru saja mulai menilai ulang perbedaan ini," katanya.

S&P Global mengatakan kilasan Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa-jasa, menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dalam empat bulan.

Pound sterling jatuh terhadap dolar AS setelah data PMI menunjukkan bahwa momentum di sektor swasta Inggris melambat lebih dari yang diharapkan bulan ini, menambah kekhawatiran resesi karena tekanan inflasi meningkat lebih tinggi. Pound Inggris turun 0,48 persen pada 1,2525 dolar.

Dolar Aussie yang sensitif terhadap risiko turun 0,2 persen menjadi 0,70965 dolar AS. Dolar Selandia Baru melemah 0,39 persen pada 0,64425 dolar AS, sehari sebelum bank sentral negara itu secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya hingga setengah poin persentase.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper