Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Terbitkan Sukuk Global US$3,25 Miliar, Oversubscribed 3,3 Kali

Emisi sukuk ini terdiri atas US$1,75 miliar dengan tenor 5 tahun dan US$1,5 miliar dengan tenor 10 tahun (seri Green) dalam format 144A / Reg S Trust Certificate dengan akad Wakalah yang jatuh tempo pada tahun 2027 dan 2032.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah berhasil melakukan transaksi penjualan sukuk global sebesar US$3,25 miliar. Minat investor tercatat sangat positif dan mencatatkan kelebihan penawaran (oversubscribed) hingga 3,3 kali.

Dikutip dari keterangan resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada Rabu (25/5/2022), emisi sukuk ini terdiri atas US$1,75 miliar dengan tenor 5 tahun dan US$1,5 miliar dengan tenor 10 tahun (seri Green) dalam format 144A / Reg S Trust Certificate dengan akad Wakalah yang jatuh tempo pada tahun 2027 dan 2032.

Sukuk Wakalah ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.

Penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing). Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2022. Transaksi ini telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.

Memanfaatkan sesi pasar yang stabil pada hari sebelumnya dan pada pagi hari sesi Asia tanggal 24 Mei 2022, Pemerintah berhasil menavigasi kondisi pasar yang bergejolak dan memasuki pasar Sukuk global, mengumumkan initial price guidance pada 4,75 persen area dan 5,10 persen area pada tenor 5 dan 10 tahun.

Pemerintah dapat menekan initial price guidance sebesar 35 bps pada tenor 5 tahun dan sebesar 40 bps pada tenor 10 tahun, untuk mengumumkan final price guidance pada 4,40 persen untuk tenor 5 tahun dan 4,70 persen untuk tenor 10 tahun. Sukuk Wakalah diterbitkan pada harga par dengan kupon sebesar 4,40 persen untuk tenor 5 tahun, dan 4,70 persen untuk tenor 10 tahun.

Penerbitan tersebut berjumlah $3,25 miliar secara total, dan merupakan transaksi Sukuk Global terbesar oleh Pemerintah dalam sejarah, suatu prestasi yang berhasil dicapai di tengah volatilitas intraday.

“Jumlah order book tercatat pada US$10,8 miliar atau kelebihan pemesanan sebesar 3,3 kali transaksi ini,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.

Melanjutkan tradisi peluncuran penawaran Green Sukuk yang selalu menonjol ke pasar sejak debutnya pada tahun 2018, Pemerintah pada tahun ini mencetak Green Sukuk terbesar yang pernah dikeluarkan secara global, didukung oleh kumpulan asset Green yang dimiliki Pemerintah secara signifikan.

Penerbitan ini membuktikan dedikasi dan komitmen jangka panjang Pemerintah untuk pembiayaan hijau dan berkelanjutan, sebagai bagian dari upayanya dalam melawan perubahan iklim. Green Sukuk yang diterbitkan pada penawaran kali ini adalah adalah Green Sukuk global kelima dari Pemerintah dan yang pertama yang diterbitkan sejak Pemerintah mengeluarkan SDGs Government Securities Framework pada bulan Agustus 2021.

Beberapa capaian penting dari penerbitan ini antara lain, transaksi Sukuk USD Global terbesar dari Pemerintah, Green Sukuk terbesar yang pernah dicetak secara global, penerbitan terbesar dari Indonesia pada tahun ini, dan Green Sukuk pertama dengan tenor 10 tahun oleh pemerintah Indoensia. 

Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akad Wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari CIMB Islamic Bank Berhad, Khalij Islamic, Sharia Adviser of Deutsche Bank AG, London Branch, the Internal Sharia Supervisory Committee (ISCD) of Dubai Islamic Bank PJSC, the HSBC Global Shariah Supervisory Committee dan the Standard Chartered Bank Global Sharia Supervisory Committee. Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan strategi pembiayaan APBN serta komitmen Pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar Sukuk di kawasan Asia.

“Ditengah-tengah kondisi pasar yang menantang, transaksi tersebut menarik minat yang besar dari beragam jenis investor dan berbagai geografi, menunjukkan minat investasi yang kokoh untuk Indonesia dikarenakan dukungan investor yang berkelanjutan dan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.

Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 35 persen investor Asia, 30 persen investor Timur Tengah, 18 persen investor Amerika Serikat dan 17 persen investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 41 persen ke pengelola dana, 30 persen ke institusi finansial/bank, 20 persen ke bank sentral, 8 persen ke asuransi / dana pensiun dan 1 persen ke private bank.

Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 38 persen investor Asia, 27 persen investor Timur Tengah, 20 persen investor Amerika Serikat dan 15 persen investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 49 persen ke pengelola dana, 30 persen ke institusi finansial / bank, 13 persen ke asuransi / dana pension, 7 persen ke bank sentral dan 1 persen ke private bank.

CIMB, Deutsche Bank, Dubai Islamic Bank, HSBC dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Lead Manager dan Joint Bookrunner. HSBC dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper