Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT WIR Asia Tbk. (WIRG) menetapkan nilai nominal saham lebih rendah daripada umumnya.
Strategi ini dinilai sebagai bagian dari optimalisasi likuiditas dan optimalisasi jangkauan perdagangan. Namun, bagaimana dampaknya ke investor sebagai calon pembeli?
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengungkapkan nilai nominal adalah ukuran nilai modal dasar disetor bagi pemegang saham.
Catatannya, setiap perusahaan bisa dengan leluasa atau fleksibel dalam menentukan nilai nominalnya, karena mereka bisa melakukan stock split maupun reverse stock untuk memperkecil nilai nominal dan memperbesar nilai nominal.
"Terkait dengan keputusan perusahaan memutuskan untuk memperkecil nilai nominalnya sebelum IPO melalui stock split, dilakukan dengan pertimbangan level harga saham saat IPO nanti di rentang harga rendah di bawah Rp500 atau bahkan di bawah Rp100. Tujuannya yang mau didapat adalah likuiditas dan optimal trading range," jelasnya kepada Bisnis, Senin (23/5/2022).
Dengan demikian, ketika perusahaan sebelum IPO punya nilai nominal Rp1.000, maka ketika mau IPO menginginkan harga di bawah Rp500, maka harus melakukan stock split terlebih dahulu, karena tidak mungkin melepas harga IPO di bawah nilai nominal untuk menurunkan nilai nominal.