Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Hal Jadi Alasan Serapan Capex Bayan Resources (BYAN) Seret

PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) tercatat baru menyerap capex senilai US$69,8 juta pada kuartal I/2022.
Terminal Batu Bara Balikpapan. Terminal yang dikelola oleh PT Bayan Resources Tbk. merupakan salah satu terminal curah terbesar di Indonesia./bayan.com.sg
Terminal Batu Bara Balikpapan. Terminal yang dikelola oleh PT Bayan Resources Tbk. merupakan salah satu terminal curah terbesar di Indonesia./bayan.com.sg

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan penyerapan belanja modal (capital expenditure/capex) di bawah target sepanjang kuartal pertama 2021.

Berdasarkan laporan kuartalan perusahaan, BYAN tercatat menyerap capex senilai US$69,8 juta. Jumlah tersebut jauh di bawah bujet yang sudah ditetapkan senilai US$97,7 juta.

Perseroan menjelaskan, hal ini karena progres di hauling road dan fasilitas overland conveyor [OLC] di Tabang baru mencapai 100km. Progres itu lebih lambat dari perkiraaan. Selain itu adanya faktor cuaca dalam bentu curah hujan yang tinggi juga turut menjadi penyebab serapan capex masih seret.

“Kami memperkirakan fasilitas haul road, OLC dan barge loading baru akan rampung pada 2023,” jelas perseroan dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (22/5/2022).

Adapun, penggunaan capex pada tiga bulan pertama tahun ini di antaranya US$37,1 juta untuk pembayaran penyelesaian fasilitas hauling road, OLCdan barge loading batu bara sejauh 100 km.

Selanjutnya, US$18,9 juta digunakan untuk akuisisi lahan untuk ekspansi selanjutnya, dan untuk menambah cadangan di Balikpapan Coal Terminal (BCT).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Maret 2021, emiten bersandi saham BYAN ini mencatatkan pendapatan sebesar US$783,8 juta, dari tahun sebelumnya hanya US$501 juta.

Selanjutnya, BYAN mencetak laba kotor senilai US$541,8 juta, lebih rendah tinggi dari tahun sebelumnya US$283,1 juta. Dengan kinerja sepanjang kuartal I/2021, BYAN mencatatkan laba bersih senilai US$380,2 juta, naik dari tahun sebelumnya yang mencetak laba US$117,3 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper