Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 4 Bank Besar Moncer, Begini Rekomendasi Saham BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI

Analis mempertahankan rating overweight terhadap saham sejumlah bank besar seperti BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI.
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten perbankan besar mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang periode kuartal I/2022. Analis pun mempertahankan rating overweight terhadap sahamnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menyebutkan, salah satu indikator kinerja bank besar yang dinilai cukup baik yaitu pertumbuhan kredit tahunan yang meningkat sebesar 6,7 persen year-on-year (yoy) pada Maret 2022, atau meningkat 0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Hampir semua sektor menunjukkan peningkatan kredit yang berkelanjutan,” papar Handiman dalam risetnya, Senin (23/5/2022).

Sementara itu, pertumbuhan simpanan tercatat menurun tipis sebesar 9,9 persen yoy, dengan rasio loan to funding (LDR) dan current account saving account (CASA) meningkat masing-masing sebesar 78,4 persen dan 62,3 persen.

Adapun rasio non-performing loan atau NPL relatif stabil sebesar 3.08 persen.

Handiman melanjutkan, empat bank besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan pertumbuhan laba bersih yang cukup kuat di kuartal I/2022.

“Dengan run rate umumnya lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun mereka,” imbuhnya. BBRI dan BMRI tercatat paling unggul dengan hasil yang jauh di atas perkiraan konsensus.

Performa kedua emiten perbankan tersebut ditopang oleh beberapa faktor, seperti biaya pencadangan yang menurun signifikan, pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) yang sangat baik, dan pertumbuhan pinjaman yang kuat.

Handiman melanjutkan, BBCA mencatatkan biaya pencadangan di awal tahun, sehingga dapat mengejutkan pasar untuk sisa tahun ini dengan kinerja yang lebih baik.

 Sedangkan BBNI di sisi lain menunjukkan hasil yang sangat baik melalui pendapatan non-bunga yang lebih tinggi dan beban provisi yang lebih rendah.

 “Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan kredit kami untuk sektor perbankan pada tahun 2022 sebesar 10,2 persen” pungkas Handiman.

Diperkirakan permintaan kredit nantinya akan mendapat sentimen aktivitas masyarakat yang mulai normal, peningkatan kegiatan bisnis, dan harga komoditas yang kuat.

Selanjutnya, biaya kredit atau cost of credit (CoC) diprediksi akan terus menurun dan  menjadi salah satu pendorong pertumbuhan laba bersih utama.

Sementara itu, kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi yang lebih tinggi dapat diikuti oleh kenaikan suku bunga BI yang lebih cepat dari perkiraan.

“Namun, dampaknya kemungkinan netral hingga positif bagi net interest margin (NIM) bank mengingat rasio CASA yang tinggi dan likuiditas yang cukup,” ujar Handiman.

Mirae pun mempertahankan rating overweight terhadap saham BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI, dengan preferensi buy saham BMRI dengan target harga Rp10.200 dan buy saham BBRI dengan target harga Rp5.450.

 Adapun BBCA mendapat rekomendasi trading buy dengan target harga Rp8.550, sedangkan BBNI sebaiknya dihold dengan target harga Rp9.575. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper