Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Dekat 7,5 Persen, Investor Beralih Ke Reksa Dana Berbasis Obligasi Korporasi

Investor cenderung lebih tertarik ke reksa dana berbasis obligasi korporasi ketimbang reksa dana SBN.
ilustrasi reksa dana
ilustrasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) yang masih terjadi membuat kinerja instrumen reksa dana pendapatan tetap tertekan. Investor pun cenderung lebih memilih produk berbasis obligasi korporasi ketimbang SBN

Laporan dari Infovesta Utama mencatat, secara ytd reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return negatif sebesar 2,65 persen. Sementara, pada periode 28 April – 13 Mei lalu, reksa dana pendapatan tetap terpantau melemah 1,68 persen.

Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan, investor di perusahaannya memiliki view dan pandangan yang cukup independen. Ia menjelaskan, permintaan terhadap reksa dana berbasis SBN masih tetap ada meski tengah tertekan.

“Permintaan memang masih ada karena terdapat aturan-aturan yang mengatur minimum kepemilikan di SBN,” katanya saat dihubungi pekan ini.

Meski demikian, secara umum, reksa dana berbasis obligasi korporasi memiliki kinerja yang lebih baik. Hal ini membuat investor cenderung lebih tertarik ke reksa dana berbasis obligasi korporasi ketimbang reksa dana SBN.

Menurut Antony, tekanan pada pasar obligasi dan juga reksa dana pendapatan tetap masih akan berlanjut sepanjang kuartal II/2022. Perbaikan kinerja diprediksi baru akan terlihat pada kuartal III mendatang seiring dengan kejelasan arah kebijakan the Fed.

“Kami percaya bahwa pasar butuh waktu untuk mencerna arah inflasi dan juga arah kebijakan the Fed,” lanjutnya.

Adapun, strategi Trimegah AM untuk paruh pertama tahun 2020 adalah menjaga durasi portofolio berbasis SBN di level yang rendah.

Sementara itu, untuk portofolio obligasi pada umumnya, Trimegah AM memfokuskan exposure pada obligasi korporasi dengan fundamental yang baik dan memiliki durasi lebih pendek dari kebanyakan obligasi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper