Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Harga Emas Menguat Selama Pekan Ini, Kapan Balik ke US$1.900?

Harga emas menutup minggu ini dengan 1,8 persen lebih tinggi, mengakhiri penurunan empat minggu sebelumnya.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (20/5/2022) waktu setempat, memperpanjang kenaikan sesi sebelumnya karena indeks utama pasar saham AS melemah.

Wall Street anjlok menyusul ekspektasi langkah-langkah kebijakan moneter agresif oleh Federal Reserve untuk menjinakkan inflasi yang melonjak.

Mengutip Antara, Sabtu (21/5/2022), emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$0,9 atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada US$1.842,10 per ounce. Emas menyelesaikan minggu ini dengan 1,8 persen lebih tinggi, mengakhiri penurunan empat minggu yang merupakan penurunan mingguan terpanjang sejak 17 Agustus 2018.

Emas berjangka melonjak US$25,3 atau 1,39 persen menjadi US$1.841,20 per ounce pada Kamis (19/5/2022), setelah merosot US$3 atau 0,16 persen menjadi US$1.815,90 pada Rabu (18/5/2022), dan menguat US$4,9 atau 0,27 persen menjadi US$1.818,90 pada Selasa (17/5/2022).

Penurunan pasar saham sebagian besar terlihat sebagai akibat dari langkah agresif Federal Reserve AS untuk mengendalikan inflasi. Meningkatkan suku bunga membuat lebih mahal bagi para pelaku usaha untuk meminjam uang dan memperluas bisnisnya.

"Paruh kedua minggu ini baik untuk emas karena kegelisahan di pasar keuangan telah sedikit bergeser dari laju pengetatan moneter ke risiko resesi," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.

"Jadi daripada imbal hasil yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat membebani logam kuning, kami telah melihat investor mengalir ke tempat yang aman yang telah sedikit menurunkan imbal hasil dan mengangkat emas," katanya.

Namun, ia mengatakan sulit untuk membuat prediksi apakah emas dapat memperpanjang rebound saat ini berdasarkan ekspektasi bahwa kenaikan Fed mendatang telah diperhitungkan.

Emas sedang menguji resistensi pada rata-rata pergerakan 200-hari di dekat US$1.837 per ounce. Jika emas bergerak secara meyakinkan di atas rata-rata pergerakan 200 hari, relinya dapat bertahan menuju kisaran US$1.880 hingga US$1.900.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 23,4 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada US$21,674 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$12,6 atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada US$941,1 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper