Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Bikin Dolar Menguat, Rupiah Keok Pagi Ini

Rupiah melemah 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.713 per dolar AS pada puku l09.04 WIB.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah melanjutkan pelemahan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (19/5/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.04 WIB, mata uang Garuda dibuka melemah 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.713 per dolar AS. Indeks dolar di pasar spot terpantau melemah 0,069 poin atau 0,07 persen ke level 103,79.

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya dibuka melemah yakni yen Jepang yang melemah 0,17 persen, won Korea Selatan yang melemah 0,67 persen, yuan China yang melemah 0,11 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.

Beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah peso Filipina sebesar 0,07 persen dan baht Thailand menguat 0,08 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengemukakan dolar telah melemah dari level tertingginya karena imbal hasil obligasi AS telah mundur sedikit. Hal ini akibat para pedagang menghitung kenaikan suku bunga jangka pendek yang agresif dari Federal Reserve AS akan menyeret pertumbuhan jangka panjang AS.

Beberapa bukti yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS muncul Senin dengan indeks manufaktur Empire State Fed New York menunjukkan penurunan mendadak selama Mei," kata Ibrahim dalam risetnya awal pekan ini.

Dia melanjutkan investor saat ini menunggu pidato dari Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan Fed lainnya di kemudian hari, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker berbicara sehari kemudian.

Sementara itu, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar terjadi karena sentimen The Fed.

Ariston menuturkan, dalam wawancara dengan Wall Street Journal kemarin, Gubernur the Fed Jerome Powell menegaskan kembali upaya the Fed untuk mengendalikan inflasi di AS. Powell juga menambahkan bahwa pengetatan moneter AS tidak akan berhenti sebelum ada tanda-tanda inflasi akan turun.

Saat ini, inflasi di AS berada di kisaran 8 persen, jauh dari target sebesar 2 persen.

"Besok kemungkinan tekanan tetap ada karena sentimen belum hilang, tetapi tergantung kondisi pasar keuangan di sesi AS malam, apakah sentimen masih akan menekan aset berisiko," kata Ariston saat dihubungi Rabu (18/5/2022).

Dia mengatakan pasar Asia di pagi hari mengikuti kondisi di sesi AS sebelumnya. Adapun untuk hari ini, Ariston memperkirakan mata uang rupiah berpotensi mengalami pelemahan ke kisaran Rp14.730, sementara potensi rebound ke arah Rp14.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper