Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha BUMN Bergerak Lincah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak lincah sepanjang empat bulan 2022. Misalnya anak usaha Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel yang memacu ekspansi infrastruktur telekomunikasi dan akuisisi menara.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak lincah sepanjang empat bulan 2022. Misalnya anak usaha Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel yang memacu ekspansi infrastruktur telekomunikasi dan akuisisi menara.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, jika mengacu pada kebijakan pelonggaran pandemi dan kondisi ekonomi kembali ke pre-pandemic level, maka tren pertumbuhan pendapatan emiten BUMN akan mengalami pertumbuhan progresif.

"Pertumbuhan fundamental progresif bagi anak usaha BUMN cukup terbuka lebar. Kalau kita melihat aksi korporasi anak usaha BUMN, memang selama ini emiten-emiten tersebut gencar menerapkan kebijakan ekspansi bisnis," ujar Nafan, dihubungi Kamis (19/5/2022).

Nafan mencontohkan, Mitratel hingga saat ini gencar membangun infrastruktur telekomunikasi ke berbagai wilayah. Tentunya, kata dia, investor berharap ekspansi bisnis anak usaha Telkom ini bisa dijalankan secara konsisten.

Begitu pula dengan anak usaha BUMN infrastruktur Wijaya Karya, PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) yang menggenjot pembangunan proyek kereta cepat. Menurutnya, hal ini menjadi katalis positif bagi perseroan, meskipun sektor konstruksi dibayangi oleh arus kas negatif yang dicermati pelaku pasar.

Sementara itu, anak usaha PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT PP Presisi Tbk. (PPRE) juga mulai membidik kontrak pertambangan nikel. Menurut Nafan, hal tersebut dapat dimanfaatkan PPRE untuk menggenjot kinerja karena rencana Pemerintah Indonesia yang akan membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang terpadu.

Adapun menurut Nafan, saham WTON memiliki range untuk bergerak di level Rp196 sampai Rp256, dan PPRE di range Rp147 sampai Rp204. Sementara itu, untuk MTEL yang saat ini masih berada di bawah level IPO dia merekomendasikan di level Rp615 sampai Rp740.

"Secara general, katalis positif dari ketiga emiten tersebut adalah perilisan kinerja keuangan emiten-emiten tersebut. Sementara itu, katalis negatifnya adalah sentimen perlambatan ekonomi yang bisa dicermati pelaku pasar," ucapnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper