Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Sell in May and Go Away, Volatilitas IHSG Akan Tinggi Bulan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah sepanjang Mei 2022 di tengah tren koreksi tahunan ‘Sell in May and Go Away’.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022).  Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah sepanjang Mei 2022 di tengah tren koreksi tahunan ‘Sell in May and Go Away’.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, setelah reli pada periode Januari – April 2022, IHSG cenderung bergerak melemah pada bulan Mei. Hal tersebut seiring dengan tekanan pasar akibat kenaikan suku bunga global yang memicu aksi jual asing.

Selain itu, IHSG juga sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah atau all time high pada bulan lalu pada level 6.754. Hal ini membuat valuasi saham-saham turut mengalami kenaikan.

“IHSG sepertinya akan cenderung bergerak terbatas dan terkonsolidasi pada bulan Mei ini. Fluktuasi pergerakan IHSG juga akan tinggi pada bulan ini,” katanya dalam acara Mirae Asset Media Day, Kamis (19/5/2022).

Pada bulan ini, Martha memprediksi IHSG akan menguji level support 6.506. Untuk resistance IHSG di berada di level 6.904, kemudian dapat menguji level resisten berikutnya di level 7.157. Secara keseluruhan, pergerakan IHSG di bulan Mei akan mengalami konsolidasi di rentang 6.759 hingga 6.904.

Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa faktor tren ‘Sell in May and Go Away’ serta kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate) sudah diantisipasi pelaku pasar sehingga koreksi memang akan terjadi.

Meski demikian, meurutnya koreksi tersebut akan terbatas. Pada bulan Mei, foreign fund flow sejauh ini memang masih negatif Rp8,36 triliun, tetapi sejak awal tahun masih surplus cukup besar yaitu Rp51,27 triliun per 13 Mei.

“Foreign fund flow sejak awal tahun menjadi faktor utama yang akan menahan koreksi dan menunjukkan bahwa investor asing menilai fundamental dalam negeri Indonesia masih menarik,” tutur Nafan.

Selain itu, tuturnya, ada juga faktor-faktor pendukung lain yang menjadi penyeimbang faktor ‘Sell in May’ dan Fed Rate sehingga menjadi penahan foreign fund flow yaitu laporan keuangan emiten periode kuartal I/2022 yang positif serta data ekonomi domestik yang mendukung.

Faktor fundamental tersebut terutama neraca dagang yang realisasinya jauh di atas prediksi pasar karena didukung tingginya harga komoditas, industri yang masih tumbuh dan dicerminkan indeks pembelian industri (purchasing manager index/PMI), serta indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih optimistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper