Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Crypto Terra Luna Anjlok, Death Spiral Hipotesis

Death spiral hipotesis merujuk pada nilai kripto Luna mulai runtuh karena lebih banyak token dicetak untuk memenuhi permintaan investor.
Stablecoin Terra Luna/Istimewa.
Stablecoin Terra Luna/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — Stablecoin alogaritmik TerraUSD (UST) dan aset kripto LUNA menjadi sorotan sepekan ini lantaran turun tajam bahkan LUNA turun sampai 99 persen padahal sempat menjadi primadona investor. 

Berdasarkan situs CoinMarketCap, pada Jumat (13/5/2022) pukul 19.04 WIB, Terra LUNA diperdagangkan pada US$0,00003235 dengan market cap sebesar US$211 juta atau anjok 99,93 persen dalam 24 jam terakhir

Sebelumnya, LUNA sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada 5 April 2022 sebesar US$119,18 per koin atau setara Rp1,73 juta, pada saat itu kapitalisasi pasarnya mencapai US$40 miliar.

Trader Tokocryoto Afid Sugiono mengatakan penurunan harga LUNA ini sangat terpengaruh oleh faktor peg atau berkurangnya nilai dari stablecoin asli jaringan Terra, UST. Stablecoin UST sempat turun ke level US$0,22 pada perdagangan Jumat (13/5/2022) yang merupakan terendah sepanjang masa.

Terkait keamanan berinvestasi, Afid menjelaskan, mekanisme stablecoin algoritmik memiliki kelemahan sebagai penopang sebagian besar nilai UST. Hal inilah yang menjadikan harga LUNA sangat terpengaruh oleh penurunan UST yang sangat dramatis.

Lebih lanjut, Afid menjelaskan CEO TerraLabs, Do Kwon pun mengakui bahwa model stablecoin tersebut hadir dengan beberapa pengorbanan. Faktanya, memang koin sangat terdesentralisasi. Namun, dibandingkan dengan koin seperti Tether, LUNA menghadapi beberapa masalah stabilitas harga, terutama jika sistemnya berada di bawah tekanan.

"Jika terlalu banyak orang yang mencoba menebus UST sekaligus, 'death spiral' hipotetis dapat terjadi dengan token LUNA yang dipasangkan dengannya. Nilai LUNA akan mulai runtuh karena lebih banyak token dicetak untuk memenuhi permintaan pengguna," jelas Afid.

Afid menerangkan kemungkinan besar penurunan ini terkait juga dengan adanya serangan dari 'oknum' yang memanfaatkan kelemahan dari mekanisme yang Terra punya. Kelemahan dari Terra LUNA adalah soal 'death spiral'.

"Untuk saat ini LUNA terlihat semakin tidak ada harapan dengan harga yang turun drastis dan kondisi keuangan perusahaan yang masih jatuh. Jadi jika Terra mau kembalikan lagi ke peg-nya itu UST US$1, mau tidak mau mesti burn UST yang supply-nya berlimpah, dan efeknya supply LUNA semakin banyak, otomatis harga LUNA akan terus anjlok sampe UST bisa stabil ke US$1 lagi," kata Afid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper