Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Tertekan Sentimen The Fed, Analis Sarankan Ini untuk Obligor dan Investor

Obligasi korporasi dengan pelemahan yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia saat ini turut terdampak pengumuman kenaikan suku bunga The Fed.
ilustrasi investasi obligasi
ilustrasi investasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menekan pasar di Tanah Air termasuk pada pasar obligasi korporasi. Namun, analis percaya pelemahan terjadi dalam jangka pendek.

Berdasarkan data dari World Government Bonds pada Rabu (11/5/2022) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia terus melemah hingga menembus level 7,52 persen. Di mana selama sebulan terakhir, yield SUN Indonesia telah melemah sebesar 58,8 basis poin.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan obligasi korporasi dengan pelemahan yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia saat ini turut terdampak pengumuman kenaikan suku bunga The Fed.

“Yield SUN memang melemah dan masih berpotensi melemah. Sekarang kalau saya lihat di secondary market, yield obligasi korporasi sudah mengikuti. Walaupun memang masih mencari keseimbangan,” ungkap Ramdhan kepada Bisnis, Rabu (11/5/2022).

Menurutnya karena ada kenaikan yield SUN tersebut, akan sangat wajar bagi investor turut mengharapkan kenaikan yield obligasi korporasi mengikuti perubahan yield SUN.

Oleh karena itu, dia menyarankan untuk para obligor atau emiten yang akan menerbitkan obligasi atau bahkan dalam tahap masa penawaran untuk menunda atau memperpanjang masa penawarannya.

“Mungkin beberapa emiten bisa melihatnya ini begini, mereka bisa menunda atau memperpanjang masa penawaran karena memang ini sebetulnya responnya relatif short term ya,” ujarnya.

Hal tersebut dikarenakan dia memperkirakan pelemahan tersebut murni merupakan respon dari situasi eksternal dan bersifat sementara atau jangka pendek. Pelemahan sendiri menurutnya terjadi karena meningkatnya ketidakpastian.

Sementara itu, merespons kenaikan suku bunga The Fed tersebut, Bank Indonesia (BI) sendiri menyampaikan rencana menaikkan suku bunga di dalam negeri dalam waktu dekat. Oleh sebab itu, para pelaku pasar saat ini menantikan pengumuman lebih lanjut dari BI.

Di samping itu, Ramdhan pun menilai likuiditas di dalam negeri masih tinggi meski akibat kenaikan suku bunga The Fed, investor asing menarik dananya di pasar domestik.

Di sisi lain, Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Niken Indriarsih menyampaikan bahwa di tengah tekanan ini para emiten masih terus melanjutkan rencananya menerbitkan obligasi.

“Untuk saat ini, aktivitas penerbitan obligasi korporasi masih marak tercermin dari bertambahnya mandat yang kami terima hingga saat ini,” ungkap Niken secara terpisah kepada Bisnis, Rabu (11/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper