Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berusaha Bertahan di Level 6.900, Simak Katalis Positifnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tetap bertahan di level 6.900 dengan sejumlah katalis positif.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tetap bertahan di level 6.900 dengan sejumlah katalis positif.

Tim riset NH Korindo Sekuritas menyatakan pada perdagangan kemarin IHSG sempat menyentuh level tinggi 6.900, sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 3,5 poin ke level 6.816.

Selain tingkat konsumsi yang mulai meningkat, investor kembali minati saham-saham consumer non-cyclical, yang relatif resilience pada tingkat inflasi tinggi.

Kemarin, sektor consumer non-cyclical menguat lebih dari 3 persen, melampaui basic material dan consumer cyclical yang masing-masing naik sekitar 1,3 persen. “Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi ke level IDR 14.558/USD, seiring masih tertekannya pasar SBN Indonesia. NHKSI Research memproyekskan IHSG bergerak downward dengan kisaran 6.700-6.900,” tuli mereka dalam riset Kamis (12/5/2022).

Di sisi lain, Wall Street ditutup melemah, indeks Nasdaq turun 3,18 persen. Laju inflasi yang moderat, membuat investor menilai inflasi AS telah mencapai puncaknya pada Maret 2022 lalu. Hal ini terlihat dari inflasi AS April secara bulanan 0,3 persen MoM, atau jauh dibawah periode Maret 1,2 persen MoM.

Sementara itu, Analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean menjelaskan saham-saham di Asia-Pasifik turun pada perdagangan Kamis pagi menyusul kerugian semalam di Wall Street, setelah data menunjukkan indeks harga konsumen di Amerika Serikat pada April tetap mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.

Indeks harga konsumen AS melonjak 8,3 persen pada April dibandingkan dengan tahun lalu, mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun. Pembacaan April, yang mewakili sedikit kemudahan dari puncak Maret, juga di atas perkiraan Dow Jones untuk kenaikan 8,1 persen.

"Saham di Wall Street turun setelah rilis data inflasi konsumen AS. Nasdaq Composite yang padat teknologi tertinggal karena turun 3,18 persen menjadi 11.364,24 sementara S&P 500 yang lebih luas turun 1,65 persen menjadi 3.935,18. Dow Jones Industrial Average turun 326,63 poin, atau 1,02 persen, menjadi 31.834,11," urainya dalam riset, Kamis (12/5/2022).

Dari dalam negeri, hasil survei Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen membaik. Dengan demikian, dia memperkirakan IHSG netral dengan black candle volume lebih rendah sementara momentum dalam histogramnya masih menurun (R: 7.005 | S: 6.640).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper