Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenapa IHSG Anjlok? Analis Jelaskan Penyebabnya

IHSG anjlok pada perdagangan awal minggu ini karena beberapa faktor, terutama dari sentimen global.
Dari kiri-kanan: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021, Senin (4/1/2021).
Dari kiri-kanan: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021, Senin (4/1/2021).

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan Selasa, (10/5/2022), melanjutkan penurunan tajam kemarin akibat tekanan sejumlah faktor eksternal.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, penurunan pasar saham hari ini seiring dengan melemahnya sejumlah bursa saham global sepanjang libur Lebaran.

“Pelemahan tersebut karena imbas market global,” ujar Reza saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/5/2022).

Selain itu, ada faktor kekhawatiran publik terhadap serangan Covid-19 di sejumlah negara lain, serta adanya ancaman hepatitis pada anak yang turut membuat pelaku pasar khawatir.

Dirinya memperkirakan level support IHSG akan berada di kisaran 6.785-6.823, sedangkan resistance di 7.000-7.085.

“Semoga pelaku pasar tidak terlalu panic selling seiring masih adanya sentimen positif dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan rilis kinerja laporan keuangan emiten periode kuartal I/2022,” tutupnya.

Hingga pukul 09.44 WIB, IHSG terpantau anjlok 218 poin atau turun 3,17 persen ke posisi 6.690,276.

Sebanyak 452 saham parkir di zona merah, 137 saham stagnan, dan sisanya hanya ada 69 saham yang berada di zona hijau.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.513 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp2.819,6 triliun.

“Tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 selain karena pulihnya aktivitas masyarakat juga karena ada low based effect pada kuartal I/ 2021,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2/2022).

Sementara itu, analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyampaikan IHSG melemah akibat kekhawatiran investor akan inflasi secara global yang akan lebih membahayakan dibandingkan perkiraan.

Dennies berpendapat ada kemungkinan bahwa The Fed tidak akan bisa menahan inflasi yang menyebabkan aksi panic selling di bursa saham global.

Oleh karana itu, pada hari ini Dennies memprediksi IHSG melemah. Dia menjelaskan secara teknikal candlestick, IHSG membentuk long black body dengan volume tinggi mengindikasikan tren bearish yang sangat kuat.

“Pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan inflasi global yang tidak terbendung dan juga menyebabkan ketidakpastian di pasar saham,” jelasnya.

Di sisi lain, Dennies menyampaikan saat ini pasar saham mulai memasuki periode rilis kinerja emiten per kuartal I/2022.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin (9/5/2022), IHSG anjlok 4,42 persen atau 319,16 poin ke level 6.909,75. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 6.896,99 - 7.154,92.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper