Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun 4,5 Persen, Transaksi Saham Tembus Rp21,7 Triliun, Saham BBCA-TLKM Merana

IHSG semakin tertekan jelang penutupan perdagangan perdana setelah libur lebaran seiring dengan penurunan saham-saham bug caps.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 4,5 persen, sejengkal lagi dari batas trading halt 5 persen, jelang penutupan perdagangan Senin, (9/5/2022) pasca libur Lebaran.

Pukul 14.46 WIB, IHSG terlihat lesu dengan penurunan hingga 4,55 persen atau setara 328,75 poin ke level 6.900,17. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.896,99-7.156,48.

Totak transaksi saham mencapai Rp21,7 triliun dengan aksi jual bersih investor asing melampaui Rp2,1 triliun. Sejumlah 141 saham naik, 442 saham melemah, dan 114 saham stagnan.

Sejumlah saham big caps berjatuhan sekaligus ramai transaksi. Saham BBCA mencatatkan transaksi terbesar Rp3,1 triliun, tetapi sahamnya ambrol 6,15 persen.

Selanjutnya, transaksi saham BBRI mencapai Rp2,3 triliun, BMRI Rp1,4 triliun, TLKM Rp1,4 triliun, dan BBNI Rp854,8 miliar. Namun, sahamnya masing-masing terkoreksi 6,98 persen, 6,98 persen, 6,93 persen, dan 4,88 persen.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, salah satu faktor merosotnya IHSG disebabkan adagium “sell in May and go away” masih relevan pada Mei 2022.

“Adagium ‘sell in May and go away’ masih relevan pada Mei 2022,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).

Adagium "sell in May and go away" cukup dikenal di dunia pasar modal. Momentum Mei dinilai sebagai waktu yang tepat bagi emiten untuk menekan risiko dengan rebalancing portofolio.

Fenomena ini ditandai dengan hengkangnya investor dari pasar modal, khususnya dari saham-saham dengan risiko tinggi.

Di Indonesia, umumnya transaksi di bursa akan sedikit berkurang saat bulan Ramadan hingga pekan Lebaran. Otomatis, jumlah dan volume transaksi akan berkurang sehingga menekan IHSG secara keseluruhan.

Terlebih ada beberapa sentimen yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, seperti kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga 50 bps. Secara historis, bulan Mei juga tidak kondusif bagi IHSG untuk mencatatkan performa ciamik.

Nafan membeberkan, level support IHSG hari ini berada pada 6.889 dan 6834. Adapun untuk level resistance di 6.978 dan 7.006.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper