Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Silaturahim dengan IHSG Pasca Lebaran, Perdagangan Merah!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi pada perdagangan hari ini, Senin (9/5/2022).
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi pada perdagangan hari ini, Senin (9/5/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB IHSG dibuka melemah pada posisi 7.154,97. IHSG sempat mencatatkan posisi terendah pada 7.049, 69 beberapa saat setelah pembukaan

Tercatat, 142 saham menguat, 220 saham melemah dan 209 saham bergerak ditempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell Rp170,17 miliar.

Investor asing tercatat melego saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp93,2 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini.

Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp70,6 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp50,9 miliar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan selama Bursa Indonesia tutup merayakan Hari Raya Lebaran, terjadi pergerakan yang cukup dinamis, indeks di Wall Street diwarnai tekanan jual seperti: DJIA turun 1,21 persen dan indeks Nasdaq turun lebih dalam sekitar 2,74 persen sementara EIDO turun sekitar 0,72 persen.

Turunnya sejumlah indeks ini berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di awal pekan ini.

Sentimen negatif bagi perdagangan Senin ini juga datang dari naiknya yield obligasi AS hampir semua tenor meresponse naiknya FFR sebesar 50 bps seperti tenor 10 tahun naik ke level 3,142 persen serta turunnya harga beberapa komoditas seperti CPO turun 6,02 persen dan nikel 8,61 persen.

"Di lain pihak sentimen positif datang dari naiknya harga komoditas berbasis energi dimana harga harga batu bara naik sangat tajam sebesar 18,88 persen dan WTI Crude Oil naik 8,34 persen sehingga tidak berlebihan jika merekomendasikan strong buy saham berbasis batu bara dan minyak seperti IATA, ITMG, ADRO, PTBA, HRUM, INDY, UNTR, MEDC dan ELSA," paparnya Senin (9/5/2022).

Dia merekomendasikan membeli saham-saham berbasis batu bara, minyak dan timah. Selain itu, saham yang direkomendasikan di antaranya BMRI, ASII, UNTR, PGAS, INDY, CPIN, BRIS, UNVR, dan CTRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper