Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terjun Bebas, Kapitalisasi Pasar Hangus US$1,3 Triliun

Indeks S&P 500 yang melemah 3,56 persen menghapus kapitalisasi pasar sekitar US$1,3 triliun, sementara Nasdaq 100 mengalami penurunan terbesar sejak September 2020.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat merosot pada penutupan perdagangan Kamis (5/5/2022) waktu setempat karena para investor terus merenungkan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve untuk melawan inflasi yang tinggi.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (6/5/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 3,12 persen atau 1.063,09 poin ke 32.997,97, S&P 500 melemah 3,56 persen atau 153,30 poin ke 4.146,87, dan Nasdaq tenggelam 4,99 persen atau 647,16 ke 12.317,69.

Indeks S&P 500 yang melemah 3,56 persen menghapus kapitalisasi pasar sekitar US$1,3 triliun, sementara Nasdaq 100 mengalami penurunan terbesar sejak September 2020.

Sementara itu, pasar spekulatif termasuk yang paling terpukul, dengan indeks saham emiten perangkat lunak yang mahal merosot lebih dari 10 persen, terbesar sejak pertengahan Maret 2020. ETF yang melacak perusahaan publik baru turun 7,6 persen, sementara perusahaan teknologi yang tidak menguntungkan kehilangan sekitar 11 persen, karena Bitcoin sebagai cryptocurrency terbesar turun dengan jumlah yang sama menjadi di atas US$36.000.

Masih ada banyak ketakutan di luar sana. Orang-orang mengira kemarin adalah lampu hijau, tetapi sekarang mereka tertangkap lagi. Investor ritel terus berdatangan dan ‘dicincang’,” kata Dennis Dick,  head of markets structure and a proprietary trader Bright Trading.

Pergerakan itu terjadi setelah kenaikan suku bunga setengah poin pertama Federal Reserve sejak tahun 2000, karena bank sentral mengambil langkah penting untuk mengatasi inflasi yang saat ini berjalan pada tingkat terpanas dalam 40 tahun.

Bank sentral juga menyusun rencananya untuk mulai menggulirkan aset dari neraca US$9 triliun mulai 1 Juni 2022. Laju pengurangan neraca yang diumumkan ini sebagian besar sesuai dengan ekspektasi Wall Street menjelang pernyataan Fed pada Rabu.

Aksi jual saham hari Kamis menunjukkan bahwa tindakan pasar pasca-FOMC hari Rabu adalah reli yang melegakan. Kami masih belum keluar dari kesulitan, karena masih ada terlalu banyak ketidakpastian tentang bagaimana tindakan Federal Reserve akan menjinakkan inflasi tanpa menyebabkan resesi,” kata Zach Stein, kepala investasi Carbon Collective.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper