Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Dunia di Bursa Malaysia Anjlok Setelah Lebaran

Bursa Malaysia sebagai rujukan harga CPO dunia resmi memulai perdagangan hari ini, Kamis (5/5/2022) setelah ditutup menyambut lebaran sejak pekan lalu.
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia di Bursa Malaysia pada separuh hari perdagangan perdana hari ini Kamis, (5/5/2022) anjlok dari rekor tertinggi sepanjang masa setelah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, mengumumkan kenaikan suku bunga acuan tertinggi sejak tahun 2000 sebesar 50 basis poin.

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, (29/4/2022) sebelum libur panjang Idulfitri 2022, harga CPO mengalami kenaikan tertinggi sepanjang sejarah menjadi 7.105 ringgit per ton. Kenaikan itu disebabkan keputusan Indonesia menghentikan ekspor CPO dan seluruh produk olahannya per 28 April 2022.

Sementara itu, pada perdagangan perdana hari ini di Bursa Malaysia hingga pukul 13.32 WIB, harga CPO telah longsor menjadi 6.844 ringgit per ton.

Bahkan sejauh ini, harga CPO sempat jatuh ke level terendah 6.799 ringgit per ton.

Harga CPO sendiri kembali mengalami fluktuasi setelah konglomerat India, salah satu negara tujuan ekspor CPO Indonesia meyakini pemerintah tidak akan menahan ekspor lebih lama. Pasalnya, seperti dilansir media India The Financial Express, Indonesia dinilai tidak memiliki cukup tanki untuk menampung hasil produksi.

"Sepertinya pada 10 Mei seharusnya [Indonesia] sudah mulai membuka kran ekspor," kata CEO Adani Wilmar, Angshu Mallick.

Dengan potensi pembukaan kran ekspor Indonesia ini, dia meyakini harga CPO dan turunannya akan mulai turun. "Tidak ada alasan lagi untuk harga yang lebih tinggi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper