Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bukalapak (BUKA) Disebut Mirip Rakuten, Ada Risikonya Lho

Menurunnya pendapatan marketplace Bukalapak (BUKA) pada 2021 dinilai meresahkan banyak investor karena Bukalapak tampak seperti meninggalkan bisnis e-commerce.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) gencar melakukan diversifikasi sumber pendapatannya. Strategi diversifikasi Bukalapak dinilai cenderung mirip dengan perusahaan konglomerasi asal Jepang, Rakuten.

Pada 2021, penjualan BUKA dari bisnis marketplace turun dari Rp1,03 triliun pada 2020, menjadi Rp959 miliar. Nilzon Capital mengatakan menurunnya pendapatan marketplace ini meresahkan banyak investor karena Bukalapak tampak seperti meninggalkan bisnis e-commerce dan fokus pada hal lain yang jauh dari bisnis mereka sebelumnya.

"Meskipun diversifikasi baik sampai batas tertentu, pada kenyataannya hal tersebut berdampak negatif terhadap bisnis mereka sendiri," tulis Nilzon Capital, dikutip Kamis (5/5/2022).

Menurut Nilzon Capital, pelaku pasar akan mendiskon perusahaan yang terlalu terdiversifikasi karena perusahaan tidak lagi menjalankan tujuannya dan hal ini akan mengurangi potensi risiko atau pengembalian bagi pengelola dana atau investor.

Jika BUKA terus mendiversifikasi lebih banyak bisnis dari bisnis utama e-commerce-nya, Nilzon Capital memperkirakan pasar akan memberi penilaian 1 kali PBV ke BUKA atau sekitar Rp23 triliun, yang setara sekitar Rp220 per saham.

"Jika ditanya apakah strategi eksekusi IPO BUKA lebih baik dari GOTO, bisa dikatakan strategi BUKA agak lebih disukai investor yang menuntut permainan lebih lama. BUKA memiliki landasan yang lebih baik daripada GOTO meskipun ukurannya lebih kecil," ujar Nilzon Capital.

Nilzon Capital menjelaskan, investasi yang dilakukan BUKA akan dicatat dalam item neraca keuangan dan hal tersebut membuat perusahaan memiliki peluang lebih besar mendapatkan keuntungan sebelum kehabisan uang. Terutama, jika Bukalapak mencapai kesepakatan yang luar biasa yang secara instan dapat meningkatkan nilai buku mereka karena peningkatan investasi nilai pasar.

"Setidaknya BUKA memiliki peluang yang lebih besar untuk menghasilkan keuntungan meskipun di atas kertas dan nontunai," tutur Nilzon Capital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper