Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) Aktif Investasi sejak IPO, Perusahaan Apa yang Bikin Untung?

Dari 12 investasi yang dilakukan Bukalapak sejak IPO, sebagian besar adalah investasi minor kecuali PT Buka Mitra Indonesia (Mitra Bukalapak), Allo Bank, Allo Fresh, dan PT Buka Investasi Digital.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat aktif melakukan investasi sejak melaksanakan initial public offering (IPO). Beberapa investasi yang dilakukan Bukalapak dipandang memiliki prospek yang menarik.

Nilzon Capital menyebut, dari 12 investasi yang dilakukan Bukalapak sejak IPO, sebagian besar adalah investasi minor kecuali PT Buka Mitra Indonesia (Mitra Bukalapak), Allo Bank, Allo Fresh, dan PT Buka Investasi Digital.

"Bagi Mitra Bukalapak, tampaknya mereka bercita-cita untuk menduplikasi model bisnis Shopify. Ini memang model bisnis yang menguntungkan dibanding marketplace Bukalapak saat ini," kata Nilzon Capital, dikutip Kamis (5/5/2022).

Namun, lanjut Nilzon Capital, perbedaan utama dengan Shopify adalah saat ini Shopify melayani produsen besar yang bercita-cita untuk membuka toko milik label mereka sendiri. Hal tersebut berbeda dengan Mitra Bukalapak saat ini yang menargetkan warung yang terkadang memiliki margin yangg buruk dan kurangnya diferensiasi produk meskipun jangkauannya lebih luas.

Nilzon Capital melihat eksekusi emiten berkode saham BUKA ini untuk Mitra Bukalapak lebih condong seperti WarungPintar dan SRC. Dari pemeriksaan Nilzon Capital, SRC masih menjadi pilihan no. 1 untuk warung karena mereka menyediakan konsultasi ahli tatap muka langsung tentang bagaimana pengusaha menjalankan toko mereka, petugas toko berpengalaman, dan persediaan produk yang kaya.

Sementara itu, untuk investasi di Allo Bank, pihaknya melihat banyak dari kebangkitan Jenius pada 2015 dan penurunannya pada 2020. Menurut Nilzon Capital, hampir dapat dipastikan untuk mendapatkan pangsa pasar dan jumlah pengguna, bank digital perlu banyak berinvestasi pada insentif nasabah dan pembayaran bunga yang tinggi.

Namun, begitu bank digital mengurangi biaya dan menarik kembali bunga deposito, jumlah pengguna mereka turun dan berpindah ke bank digital baru yang menawarkan insentif serupa.

"Kami melihat keberhasilan Allo Bank akan tergantung pada bagaimana mereka menyalurkan pinjaman dan apakah mereka dapat mengamankan kualitas debitur dengan memanfaatkan jaringan aplikasi BUKA. Kegagalan mengamankan debitur berkualitas akan mengakibatkan bencana keuangan," ujar Nilzon Capital.

Adapun bagi dua investasi BUKA lainnya, yakni Allo Fresh dan Buka Investasi Digital, Nilzon Capital belum melihat produk minimum yang layak dan tidak dapat memberikan komentar mengenai dua investasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper