Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayora Indah (MYOR) Bakal Kurangi Belanja Iklan, Cek Sebabnya!

PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) diperkirakan akan memangkas belanja iklan tahun ini, sebagai langkah navigasi menghadapi berlanjutnya tekanan dari harga bahan baku dan biaya pengapalan.
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) diperkirakan akan memangkas belanja iklan tahun ini, sebagai langkah navigasi menghadapi berlanjutnya tekanan dari harga bahan baku dan biaya pengapalan.

Jika menilik situasi serupa pada periode-periode sebelumnya, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Illona Freddy berpendapat Mayora cenderung akan mengurangi belanja iklannya untuk mempertahankan laba di tengah naiknya biaya produksi.

 “Dengan mengurangi belanja iklan secara selektif, kami memperkirakan rasio belanja iklan dan promosi terhadap penjualan turun menjadi 11 persen pada 2022, dari 13 persen pada 2021,” kata Illona dalam riset yang dikutip Rabu (4/5/2022).

Namun, dampak dari biaya pengapalan yang tinggi tetap perlu diantisipasi Mayora, mengingat kontribusi penjualan ekspor diproyeksi mencapai 43 persen pada 2022. Dengan biaya pengapalan saat ini, kinerja margin laba operasional atau OPM Mayora pada 2022 Hanya akan berkisar di level 6,1 persen pada 2022, dari sekitar 12 persen dalam kurun 2015—2020.

Selaian biaya pengapalan dan distribusi yang masih tinggi, harga bahan baku yang dipakai MYOR juga masih dalam tren kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Harga gula, minyak sawit, gandum, dan kakao telah naik masing-masing 8 persen, 28 persen, 45 persen, dan 5 persen secara year-to-date.

Meski Mayora telah menerapkan penyesuaian harga rata-rata jual secara selektif pada kuartal III/2021, margin laba kotor (GPM) perseroan pada kuartal IV/2021 menyentuh level terendah dalam 5 tahun terakhir di posisi 29 persen.

“Dengan situasi di mana berbagai biaya masih tinggi, kami memperkirakan margin Mayora dalam tren lebih rendah karena kompetisi masih ketat dan penyesuaian harga bakal berpengaruh ke pangsa pasar Mayora,” kata Illona.

Sekretaris Perusahaan MYOR Yuni Gunawan menyebutkan ketidakpastian harga komoditas global masih menjadi tantangan bagi perusahaan pada 2022. Kenaikan harga komoditas, terutama yang menjadi bahan baku produk perseroan, berdampak pada turunnya profitabilitas.

“Menghadapi ini kami mencari sourcing [bahan baku] yang paling kompetitif, meningkatkan efisiensi produksi, dan apabila terpaksa, kami melakukan kenaikan harga untuk produk-produk kami,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper