Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Emiten Susu Ultra (ULTJ) Milik Crazy Rich Sabana Prawirawidjaja Turun 27,67 Persen

Kinerja keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ), emiten produsen susu ultra milik crazy rich Sabana Prawirawidjaja, tengah tak segar seiring dengan catatan penurunan laba bersih.
Deretan susu UHT di sebuah supermarket, beberapa waktu lalu/Bloomberg-Dimas Ardian
Deretan susu UHT di sebuah supermarket, beberapa waktu lalu/Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten andalan crazy rich Sabana Prawirawidjaja, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.  (ULTJ) yang memproduksi susu Ultra, tengah tertekan seiring dengan penurunan laba bersih sebesar 27,67 persen pada kuartal I/2022.

Sabana Prawirawidjaja tercatat sebagai salah satu crazy rich Indonesia dengan kekayaan sebanyak US$900 juta pada 2021 dan bertengger di peringkat ke-46 orang paling tajir menurut Forbes.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022, ULTJ mencatatkan laba bersih sebanyak Rp291,86 miliar, turun 27,67 persen dibandingkan dengan laba pada kuartal I/2021 senilai Rp403,53 miliar.

Adapun, emiten dengan kode saham ULTJ ini membukukan pendapatan senilai Rp1,83 triliun. Realisasi itu naik 20,39 persen dibandingkan dengan raihan pada tahun sebelumnya Rp1,52 triliun.

Kenaikan beban pokok penjualan membuat laba usaha ULTJ menurun dari Rp533,8 miliar menjadi Rp406,12 miliar pada kuartal I/2022

Dilihat dari kontributor penjualan, pendapatan utama ULTJ masih berasal dari penjualan minuman senilai Rp1,99 triliun. Realisasi tersebut itu naik persen dibandingkan kuartal I/2021 yang senilai Rp1,64 triliun.

Selanjutnya, ekspor minuman ULTJ mengalami penurunan menjadi Rp2,42 miliar dari sebelumnya Rp3,7 miliar.

Sedangkan penjualan makanan di pasar domestik mengalami penurunan tipis menjadi Rp24,21 miliar dan ekspor turun lebih dalam menjadi Rp349 juta.

Sementara itu, jumlah aset ULTJ hingga kuartal I/2022 terpantau naik menjadi Rp7,83 triliun. Adapun, liabilitas perseroan naik menjadi Rp2,39 triliun dari sebelumnya Rp2,26 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper