Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambah 18 Gerai Baru, Pengelola Pizza Hut (PZZA) Serap 15 Persen Capex

Sarimelati Kencana (PZZA) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp300 miliar untuk tahun 2022.
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA), telah menyerap kurang lebih 15 persen dari alokasi capital expenditure (capex) 2022 untuk ekspansi gerai. Ekspansi PZZA sepanjang 2022 mencakup pembukaan outlet besar di kota-kota di luar Jawa.

PZZA sendiri mengalokasikan belanja modal sebesar Rp300 miliar untuk 2022. Sekretaris Perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk. Kurniadi Sulistyomo mengemukakan sampai 26 April 2022, PZZA telah membuka 18 gerai baru Pizza Hut dan Pizza Hut Delivery (PHD) di berbagai lokasi.

Terdapat 6 gerai yang dibuka pada Januari 2022, termasuk satu gerai Pizza Hut di Baubau, Sulawesi Tenggara dan satu gerai Pizza Hut di Timika, Papua. Kemudian pada Februari dan Maret perusahaan membuka total 8 gerai PHD di Pulau Jawa dan 4 gerai baru pada April 2022.

“Pembukaan di April ini termasuk gerai Pizza Hut di Ternate, Maluku Utara dan Merauke, Papua,” kata Kurniadi ketika dihubungi, Selasa (26/4/2022).

Dengan tambahan 18 gerai anyar ini, maka jumlah total gerai Pizza Hut dan PHD yang dikelola perusahaan mencapai 558 gerai. Kurniadi mengatakan perusahaan akan melanjutkan ekspansi dengan menyasar lokasi-lokasi baru di luar Jawa.

Business plan kami arahnya ke wilayah Indonesia timur, kami melihat prospek yang baik di lokasi-lokasi tersebut. Sampai akhir tahun kami mungkin bisa sampaikan jangkauan kami dari Sabang sampai Merauke,” lanjutnya.

PZZA tercatat berhasil membalikkan kinerja keuangan pada 2021. Setelah mengalami rugi sebesar Rp93,51 miliar pada 2020, PZZA mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar Rp60,77 miliar.

Laba bersih dicetak PZZA meski penjualan tercatat menurun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih PZZA turun 1,14 persen YoY menjadi menjadi Rp3,41 triliun, dari Rp3,45 triliun pada 2020. Berdasarkan segmen produk, penjualan makanan dan minuman PZZA sebelum dikurangi potongan kompak turun.

Penjualan makanan turun 1,12 persen YoY menjadi Rp3,25 triliun, dari Rp3,28 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan minuman terkoreksi 3,84 persen YoY dari Rp181,43 miliar pada 2020 menjadi Rp174,46 miliar di 2021.

Pos pengeluaran yang ditekan tercatat mengimbangi turunnya penjualan PZZA. Beban pokok penjualan turun dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,16 triliun.

Sebelumnya, Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina dalam riset yang dirilis Senin (28/3/2022) menyebutkan bahwa penjualan PZZA masih menunjukkan kinerja positif pada awal 2022, terlepas dari restriksi yang diberlakukan pemerintah akibat penyebaran varian Omicron.

Rata-rata pertumbuhan tiap gerai (SSSG) pada dua bulan pertama 2022 tercatat naik 14,6 persen year to date (ytd). Kontribusi dine-in tumbuh 14,1 persen dan layanan pengiriman naik 15,7 persen.

“Kami juga mencatat bahwa Pizza Hut lebih agresif dengan memperkenalan varian pizza musiman, seperti pizza berbentuk hati pada momen Valentine dan pizza dimsum saat Tahun Baru Imlek yang berhasil mendorong kunjungan. PZZA mengklaim bahwa produk baru bisa berkontribusi 10 sampai 20 persen dari penjualan normal,” kata Patricia dan Marcella.

Dengan asumsi PZZA berhasil membuka 70 gerai anyar pada tahun ini dengan kenaikan SSSG sebesar 6 persen, CGS CIMB memproyeksikan kenaikan penjualan pada 2022 bisa mencapai 15 persen secara tahunan menjadi Rp4 triliun dari estimasi penjualan 2021 sebesar Rp3,5 triliun. Estimasi penjualan 2022 juga lebih tinggi dari realisasi penjualan sebelum pandemi yang mencapai Rp3,9 triliun.

Meski demikian, kenaikan penjualan PZZA akan dihadapkan dengan kenaikan harga bahan baku yang berisiko akan menekan laba bersih. 

“Perusahaan menaikkan harga jual di kisaran 2 sampai 3 persen pada Januari 2022, tetapi kami masih melihat risiko margin yang lebih kecil jika harga bahan Baku masih tinggi,” lanjut mereka.

CGS CIMB mematok target konservatif margin laba kotor (GPM) sebesar 64,8 persen untuk tahun 2022, turun 0,4 persen dari estimasi GPM 2021. Estimasi untuk EPS 2021-23F di kisaran 2 sampai 31 persen dengan asumsi margin lebih rendah.

“Meski demikian, kami memprediksi PZZA bisa membukukan laba bersih Rp160 miliar pada 2022, 3 kali lipat dari estimasi laba bersih 2021 sebesar Rp56 miliar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper