Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aduh! Rupiah Ditutup Merosot 92 Poin di Hadapan AS, Senin 25 April 2022

Mata uang rupiah ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/4/2022).
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/4/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup turun 92 poin atau 0,64 persen ke level Rp14.453 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup mayoritas melemah yakni yuan China yang melemah 0,77 persen, won Korea Selatan turun 0,88 persen, dan rupee India terkoreksi 0,21 persen. Yen Jepang terpantau menguat 0,19 persen ke level 128,25 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar di pasar spot tercatat menguat 0,297 poin atau 0,29 persen ke level 101,51.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan dolar AS hari ini disebabkan oleh aksi investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian prospek pertumbuhan global.

Dia mengemukakan terdapat tiga kekuatan besar yang mendorong pasar dan semuanya adalah kekhawatiran. Sentimen ini mencakup kekhawatiran apakah AS dan ekonomi global dapat menahan Federal Reserve yang makin hawkish, kekhawatiran tentang pertumbuhan China karena penguncian untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan guncangan komoditas yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina.

Dari dalam negeri, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai banyak pengamat telah terlalu tinggi, terlebih saat memasuki pandemi Covid-19. Indonesia mestinya dapat menekan defisit hingga 1 persen, bahkan ketika kondisi ekspansif. Walaupun tahun-tahun sebelumnya memang APBN selalu defisit.

Tahun lalu, defisit APBN melonjak menjadi 6 persen pada 2020 atau tahun pertama pandemi. Namun Indonesia mendapatkan berkah dari kenaikan harga komoditas secara global sehingga pada 2021 defisit turun menjadi 4,7 persen.

 “Jika berkah komoditas itu tidak lagi ada, defisit APBN pada 2022 bisa mencapai 4 persen—4,5 persen. Meskipun tahun depan terdapat kewajiban untuk menurunkan defisit hingga di bawah 3 persen, hal tersebut tidak cukup karena masih menjadi beban,” lanjutnya.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif. Namun  ditutup melemah di rentang Rp14.440—Rp14.480.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper