Saham Fluktuatif, Analis Rekomendasi "Buy" GOTO

Saham GOTO saat ini masuk urutan nomor dua transaksi dengan nilai terbesar yakni Rp 6,55 triliun, mengungguli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 5,48 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 4,51 triliun.
Foto: dok. GoTo
Foto: dok. GoTo

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) memberikan rekomendasi “beli” (buy) untuk saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), setelah saham perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 11 April lalu. 

Rekomendasi ini diberikan dengan menyematkan target harga (target price) saham GOTO di level tertentu, lebih tinggi dari harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Rp 338/saham. 

Berdasarkan data riset yang dihimpun redaksi, ada sejumlah sekuritas yang memberikan rekomendasi untuk mengoleksi saham GOTO yakni PT Ciptadana Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, PT Pilarmas Sekuritas, dan Nomura Group bersama dengan PT Verdhana Sekuritas Indonesia.

Mengacu data BEI dalam sepekan (18-22 April) saham GOTO saat ini masuk urutan nomor dua transaksi dengan nilai terbesar yakni Rp 6,55 triliun, mengungguli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 5,48 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 4,51 triliun. Namun nilai transaksi saham GOTO masih di bawah emiten menara telekomunikasi yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 22,18 triliun. 

Secara frekuensi transaksi, saham GOTO juga masuk nomor dua sebanyak 245.125 kali, di atas PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 191.346 dan di bawah PT WIR Asia Tbk (WIRG) 304.375. Saham GOTO ditutup stagnan di level Rp 340/saham pada Jumat lalu (22/4/2022), dengan kapitalisasi pasar Rp 402,68 triliun.

Pada perdagangan Jumat lalu, investor asing memborong saham GOTO senilai Rp 361,68 miliar. Mereka sangat aktif melakukan pembelian ketika harga GOTO bergerak di bawah harga IPO dan ritel terus menerus melakukan aksi jual. Pergerakan investor di akhir pekan lalu itu setara dengan 93% dari total pembelian asing selama sepekan dan 42% dari total pembelian asing sejak IPO.     

Catatan saja, dalam sepekan net buy asing tembus Rp 384,96 miliar, dan sejak listing 11 April investor asing masuk membeli saham GOTO mencapai Rp 854,94 miliar di semua pasar. Pada penutupan sesi I Senin ini (25/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,14% di level 7.215.

Rekomendasi Beli

Menurut Indonesia Research Analyst Nomura, Ahmad Maghfur Usman, GOTO memiliki aset data yang komprehensif, ekosistem digital lengkap (layanan on-demand, e-commerce, dan fintech), dan memiliki catatan yang baik dalam eksekusi atau monetisasi bisnis seperti peluncuran layanan GoFood di Indonesia. Riset per 11 April ini adalah hasil kerja sama dengan dua analis Verdhana yakni Sandy Ham, Jody Wijaya, dan Nicholas Santoso.

"GOTO juga memiliki loyalitas pelanggan yang kuat, sebagaimana terbukti dalam kinerja pertumbuhan pendapatan yang menarik pada 2020, saat menyaksikan penurunan yang signifikan selama pandemi," tulis mereka dalam riset, dikutip Senin ini (25/4/2022).

Nomura menganalisis prospek bisnis GOTO dengan menyematkan peringkat beli dan target price (TP) Rp416, mencerminkan kenaikan 23,1 persen dari harga IPO Rp338.

"GOTO layak mendapatkan penilaian premium. TP berbasis SOTP [the sum-of-the-parts valuation] kami sebesar Rp416, mencerminkan 11,9 kali 2023F P/S. Kami menilai layanan on-demand GOTO di 9 kali dan e-commerce di 12 kali, keduanya setara dengan perusahaan teknologi India mengingat kondisi pasar mereka yang serupa," tulis mereka. 

Riset ini menunjukkan bahwa ekspektasi peningkatan daya beli Indonesia akan mempercepat pertumbuhan belanja online, dan GOTO menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang mendapat manfaat besar dari tren tersebut.  "Kami memproyeksikan CAGR [compound annual growth rate] nilai transaksi bruto atau gross transaction value [GTV] yang kuat sebesar 35,3 persen selama 2022-2025 dibandingkan dengan industri yang tumbuh 22,3 persen berdasarkan perkiraan Redseer," tulis Nomura.

Hanya saja, Nomura menyebutkan GOTO perlu berinvestasi lebih jauh dalam memperluas basis pasarnya, terutama memaksimalkan sinergi dari merger dengan Tokopedia pada Mei 2021 dan melanjutkan pemulihan mobilitas pasca pandemi di Indonesia.

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy pun merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp436. Rekomendasi itu diberikan melihat pertumbuhan GOTO berada di atas rata-rata pertumbuhan industrinya.

“Kami yakin GOTO pantas mendapatkan valuasi premium dari industri karena merupakan ekosistem yang unik [Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial,” kata Jimmy, dalam riset per tanggal 11 April 2022.

Sucor Sekuritas memperkirakan bisnis GOTO akan terus bertumbuh di masing-masing lini bisnisnya hingga dapat mencetak pendapatan bersih Rp20,5 triliun pada 2024.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyebutkan rekomendasinya soal membeli saham GOTO. Ia menjelaskan bahwa fluktuasi harga saham GOTO setelah listing di BEI  lebih disebabkan oleh mekanisme pasar. “[Saham GOTO] bagus untuk buy and hold? Tentu saja. Kami melihat perusahaan ini menjanjikan dan mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat,” kata Nico.

Dia menilai, kendati kinerja keuangan GOTO saat ini masih mengalami kerugian, tapi perseroan dinilai masih memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan. Pasalnya, gabungan Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial merupakan ekosistem digital terbesar di Indonesia yang dikenal dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Satu lagi yang merekomendasikan beli ialah PT Ciptadana Sekuritas Asia dengan target harga Rp 500/saham. Analis Ciptadana Sekuritas Gani dan Arief Budiman dalam riset 11 April 2022 menilai prospek GOTO cukup cerah. Alasannya, GoTo merupakan ekosistem platform digital terkemuka, dengan dukungan lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi, 12 juta pedagang, dan 100 juta pengguna aktif bulanan (MAU) di Tokopedia.

Ekosistem GOTO yang besar juga memberikan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari kebutuhan transaksi keuangan lewat GoPay, belanja kebutuhan di Tokopedia, sistem antar barang logistik dan mobilitas Gojek, hingga fasilitas kredit lewat PayLater. Menariknya, sentimen positif lain bagi GOTO ke depan ialah potensi pertumbuhan segmen bisnis fintech yang sangat menjanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper