Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sido Muncul (SIDO) Berkelit dari Kenaikan Harga Bahan Baku

Bos Sido Muncuo menyebut kenaikan bahan baku berdampak pada semua industri, baik bahan baku impor maupun lokal.
Pekerja memindahkan bahan limbah yang diambil dari jamu di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian
Pekerja memindahkan bahan limbah yang diambil dari jamu di pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga komoditas akibat perang Ukraina dan Rusia, membuat harga bahan baku obat menjadi lebih tinggi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) bersiasat dengan menyiapkan sejumlah strategi.

Direktur Utama Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat mengungkapkan kenaikan bahan baku berdampak pada semua industri, baik bahan baku impor maupun lokal.

"Hal ini tidak bisa terelakkan. Kenaikan harga jual menjadi salah satu solusi, tetapi dalam menetapkan kenaikan harga kami tidak gegabah, tetap dengan perhitungan yang matang," jelasnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (24/4/2022).

Menurutnya, target pertumbuhan penjualan mencapai 15 persen tetap menjadi target akhir tahun perseroan. Alasannya, masih banyak peluang mencapai pertumbuhan pendapatan tersebut.

Emiten berkode SIDO ini menjaga pertumbuhan melalui 4 pilar yang sudah ditetapkan sebagai strategi, antara lain pemerataan distribusi semua produk yang ada, perluasan pasar ekspor dan penambahan produk yang dipasarkan, pengoptimalan kinerja anak perusahaan, memproduksi ekstraksi dan minyak atsiri, serta pengembangan produk baru.

"Untuk menjaga pertumbuhan laba bersih, kami sudah melakukan peningkatan efisiensi dan memangkas biaya yang tidak produktif yang dapat mengurangi biaya proses," katanya.

Lebih lanjut, kinerja kuartal I/2022 diakuinya sangat menggembirakan, penjualan perseroan masih tumbuh 2 digit atau 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Memang pertumbuhan penjualan di kuartal I/2022 pada umumnya tidak terlalu tinggi cenderung landai. Melalui variasi produk yang dijual SIDO berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan 2 digit," tambahnya.

SIDO membukukan penjualan sebesar Rp880,49 miliar sepanjang kuartal I/2022. Nilai tersebut naik 10,97 persen YoY dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar 793,41 miliar.

Mayoritas penjualan disumbang oleh segmen jamu herbal dan suplemen yang mencapai Rp529,01 miliar, naik 4,56 persen YoY dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp505,76 miliar.

Segmen makanan dan minuman menyusul sebagai kontributor terbesar kedua dengan nilai penjualan Rp308,71 miliar, sementara segmen farmasi menyumbang Rp42,75 miliar.

Sementara itu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SIDO naik 9,66 persen YoY menjadi Rp295,03 miliar dari sebelumnya Rp269,04 miliar.

Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Leonard menganggarkan belanja modal sebesar Rp210 miliar terutama untuk meningkatkan skala distribusi domestik dan pengembangan produk baru pada tahun ini.

SIDO menargetkan dapat berekspansi dengan lingkup hingga 150.000 pedagang grosir dan ritel memenuhi kekosongan distribusi di luar Pulau Jawa. Hingga 2021, total outlet distribusi SIDO mencapai 135.000 grosir dan ritel.

Selain itu, SIDO juga menargetkan peluncuran 3 produk baru untuk penjualan dalam negeri. Penambahan produk tersebut terkait varian minuman sehat dan produk suplemen herbal.

Distribusi penjualan secara online juga menjadi fokus perseroan guna memaksimalkan marketplace dan media sosial.

"Dana belanja modal didapat dari arus kas operasi ada Rp3 triliun tunai di neraca keuangan, sehingga belum membutuhkan pendanaan dari perbankan untuk membiayai aktivitas belanja modal," paparnya.

Dia melanjutkan dalam 4 tahun terakhir kinerja SIDO selalu tumbuh sesuai dengan target kinerja di awal tahun.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, SIDO menghasilkan kinerja penjualan melonjak menjadi Rp4,02 triliun naik 20,53 persen dari periode tahun penuh 2020 sebesar Rp3,33 triliun.

Dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 34,99 persen menjadi Rp1,26 triliun dari Rp929,75 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper