Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kredit Bank BCA (BBCA) Berpotensi Tembus 12 Persen, Simak Analisanya!

Kinerja kredit Bank BCA (BBCA) diprediksi menguat pada 2022 karena beberapa faktor pendukung.
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja kredit PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) diprediksi menguat pada 2022 karena beberapa faktor pendukung.

Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menyebutkan, perkiraan pertumbuhan kredit Bank BCA akan mencapai 12 persen pada 2022, melampaui panduan perseroan yang berkisar 8 persen.

“Harga komoditas yang tinggi akan mendorong kegiatan ekonomi secara luas dan mendorong permintaan kredit di berbagai sektor,” jelas Handiman dalam hasil risetnya, Jumat (22/4/2022).

Handiman menambahkan, rasio kredit terhadap simpanan (LDR) BCA mencapai level terendah 60,5 persen, didorong pertumbuhan simpanan yang kuat sebesar 17,5 persen year-on-year (yoy). Faktor utama pendorong pertumbuhan berasal dari rasio current account saving account (CASA) yang meningkat 21,7 persen yoy.

“CASA sekarang terdiri dari 80 persen dari total simpanan,” imbuh Handiman. Pada pengumuman kinerja kuartal pertama 2022, BBCA menyampaikan optimisme terhadap prospek kredit pada tahun 2022.

Terlepas dari ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik global antara Rusia dan Ukraina, perseroan meyakini permintaan kredit domestik akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Lebih lanjut Handiman mengatakan, BBCA akan tetap menjadi pilihan perbankan utama bagi masyarakat Indonesia di tengah kontestasi dengan bank digital.

“Kami percaya waralaba simpanan yang kuat, inisiatif digital yang berkelanjutan, dan kehadiran fisik yang luas menjadikan BCA tetap menjadi pilihan perbankan utama,” tambahnya.

Kinerja BBCA dinilai kuat di tahun ini. Laba bersih perseroan naik 14,6 persen yoy, mencapai Rp8,1 triliun. Hal ini sejalan dengan perkiraan sekuritas dan konsensus masing-masing sebesar 21,5 persen dan 22,3 persen run-rate.

Pendapatan non-bunga tumbuh sebesar 19,5 persen yoy didorong oleh pendapatan biaya transaksi, bancassurance, dan investasi. “Mengingat fundamental yang kuat, kami percaya BBCA akan tetap tangguh di tengah ketidakpastian dari ketegangan geopolitik global dan kenaikan suku bunga,” tutup Handiman.

Pihaknya meningkatkan take profit BBCA menjadi Rp8.550 berdasarkan target price to book ratio (P/B) 2022 sebesar 4,7x.

Hingga pukul 10.19, pergerakan saham BBCA di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih berada di zona merah, terdepresiasi 0,95 persen atau setara 75 poin ke posisi 7.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper