Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berikut Faktor yang Bikin Investor Memburu Obligasi Korporasi Tahun Ini

Kenaikan yield SUN bagi korporasi sebagai penerbit obligasi merupakan hal yang negatif karena mereka harus membayar bunga lebih besar.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menyebut kenaikan imbal hasil alias yield Surat Utang Negara (SUN) pada tahun ini akan memberikan dorongan minat bagi investor obligasi korporasi, namun korporasi sebagai penerbit justru cenderung berhati-hati menerbitkan surat utang. 

Ekonom sekaligus Kepala Divisi Riset Ekonomi Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Muliadi Widjaja menjelaskan bahwa kenaikan yield SUN merupakan sinyal positif bagi investor untuk membeli obligasi korporasi.

Namun di sisi lain, kenaikan yield SUN bagi penerbit menurut Muliadi merupakan hal yang negatif karena mereka harus membayar bunga yang lebih besar. Ketika terdapat kenaikan imbal hasil SUN, maka akan diiringi oleh meningkatnya risiko gagal bayar.

“Tentunya kita berharap kalau yield SUN naik akan tetapi peringkat korporasinya cukup baik dan stabil, maka kita perkirakan minat investor akan meningkat,” ungkap Muliadi dalam acara konferensi pers Pefindo secara virtual, Selasa (19/4/2022).

Jika mengasumsikan investor obligasi korporasi merupakan investor yang rasional dan menghindari risiko, maka Muliadi berpendapat para investor tersebut akan cenderung lebih berhati-hati meskipun terjadi kenaikan yield SUN.

Oleh sebab itu, dia menyampaikan bahwa ada kemungkinan minat investor akan naik tetapi juga ada kemungkinan minatnya cenderung sama dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan minat akan bergantung bagaimana investor melihat risiko dari kemampuan korporasi untuk membayar obligasi yang diterbitkan.

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriasih dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, prospek obligasi korporasi pada tahun ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan 2021.

Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada 2022 berada di kisaran Rp102 triliun- Rp161 triliun.

Dia mengungkapkan pendanaan melalui obligasi korporasi tahun ini masih terkait dengan kebutuhan perusahaan untuk pendanaan kembali atau refinancing dan kebutuhan untuk modal kerja.

"Jadi kemungkinan untuk penerbitan surat utang masih sama di tahun 2022 [dengan tahun 2021] terkait refinancing, dan ada kebutuhan untuk modal kerja juga,” ujar Niken.

Di sisi lain, Niken menyampaikan bahwa hingga saat ini suku bunga di Indonesia masih berada dalam level yang rendah yaitu 3,5 persen.

Niken menambahkan jika preferensi investor memperoleh imbal hasil tetap, maka kemungkinan masih akan menaruh dananya pada obligasi korporasi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menilai tren penerbitan surat utang tahun ini seharusnya meningkat.

Hal tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi di Indonesia. Di mana proses perbaikan ekonomi juga membantu perkembangan perusahaan-perusahaan multifinance sehingga dari sisi pembiayaan juga membutuhkan pendanaan.

“Walaupun saat ini masih terdampak faktor-faktor ekonomi, geopolitik. Ini [penerbitan obligasi korporasi] juga seharusnya ada peningkatan karena secara domestik sudah ada peningkatan permintaan untuk perusahaan multifinance,” kata Danan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper