Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun setelah Keputusan BI, Saham GOTO Anjlok 5,3 Persen

Respons negatif pasar terhadap keputusan Bank Indonesia membuat IHSG menurun. Anjloknya saham GOTO turut memperberat laju IHSG.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) anjlok pada perdagangan hari ini sehingga turut menekan laju indeks harga saham gabungan (IHSG). Adapun, IHSG juga tertekan sentimen keputusan suku bunga dan proyeksi ekonomi dari Bank Indonesia 

Pada perdagangan Selasa (19/4/2022), saham GOTO ditutup turun 5,29 persen atau 20 poin menjadi Rp358. Sepanjang hari ini, saham GOTO bergerak di rentang Rp358-Rp380.

Transaksi saham GOTO mencapai Rp823,64 miliar hari ini, terbesar di antara saham lainnya. Penurunan saham GOTO sebagai salah satu top 4 big caps turut menekan IHSG.

IHSG ditutup turun 1,05 persen atau 76,06 poin menjadi 7.199,23. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.199,23-7.297,39.

Kekhawatiran pelaku pasar terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) soal penetapan suku bunga acuan telah menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kendati melemah, investor asing masih cenderung belanja saham dengan net buy Rp429,1 miliar. Asing masuk ke saham TLKM, INCO, BBNI dengan net buy masing-masing Rp125,2 miliar, Rp113 miliar, Rp93,6 miliar.

Analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean menyampaikan kondisi profit taking pada IHSG kali ini merupakan antisipasi investor terhadap hasil keputusan RDG BI terkait penetapan tingkat suku bunga acuan.

Sejauh ini tercatat sudah 46 bank sentral dunia yang sudah mulai menaikkan tingkat suku bunga acuannya. BI sendiri telah menyatakan akan menaikkan suku bunga acuannya jika tanda-tanda kenaikan inflasi mulai terlihat nyata.

Sementara itu, berdasarkan konsensus Bloomberg sebanyak 29 ekonom memperkirakan BI akan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 3,5 persen.

"BI kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuannya tentunya hal ini bertolak belakang terhadap tren negara-negara maju yang sudah mulai menaikkan tingkat suku bunga acuannya karena ada tekanan inflasi di masing-masing negara tersebut," paparnya dalam publikasi riset.

Sementara itu, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,50 persen.

Sejalan dengan itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility masih di 4,25 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, serta upaya perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju, khususnya AS.

"BI melihat inflasi inti tetap terkendali di tengah mulai naiknya permintaan masyarakat. Inflasi pada 2022 diperkirakan akan tetap terkendali dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen," paparnya dalam rilis RDG, Selasa (19/4/2022).

BI juga merevisi angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5 persen pada tahun ini.

“BI merevisi perkiraan ekonomi global pada tahun 2022 menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 4,4 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Perry mengatakan, perkiraan tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara yang juga diperkirakan lebih rendah, yaitu Eropa, Amerika Serikat, China, Jepang, dan India.

Sejalan dengan itu, BI juga merevisi angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, dari 4,7 hingga 5,5 persen menjadi 4,5 hingga 5,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper