Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Jadi Katalis Positif IHSG, Saham Apa yang Menarik?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini, Selasa (19/4/2022), meski terbatas di rentang 7.101 sampai 7.277.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini, Selasa (19/4/2022), meski terbatas di rentang 7.101 sampai 7.277.

Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengenai tingkat suku bunga acuan.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyebutkan IHSG berpeluang menguat terbatas. Meski demikian, selama IHSG belum mampu ditutup di atas level resisten terdekat, maka para investor masih harus mewaspadai adanya potensi koreksi wajar.

Dia mengatakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi rilis data perekonomian mengenai tingkat suku bunga yang diumumkan hari ini. Tingkat suku bunga diperkirakan masih berada dalam kondisi stabil di level 3,5 persen.

“Masih terjadinya capital inflow yang tercatat secara year to date juga turut menjadi penunjang bagi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas,” katanya dalam riset harian, Selasa (19/4/2022).

William lantas merekomendasikan para investor untuk mencermati sejumlah saham, yakni BBRI, TLKM, SMGR, AALI, ASII, BBNI, GGRM, dan SMRA.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan sentimen negatif perdagangan datang dari antisipasi atas langkah agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga FFR dan rilis laporan keuangan emiten.

Kekhawatiran akan terus naiknya yield obligasi Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun yang mendekati 2,9 persen juga mendorong sejumlah indeks di Wall Street tertekan pada perdagangan Senin (18/4/2022) waktu setempat.

 “Dow Jones dan Nasdaq yang masing-masing turun sebesar 0,11 persen dan 0,14 persen di tengah diturunkannya outlook ekonomi global oleh Bank Dunia menjadi sentimen negatif untuk perdagangan Selasa ini,” kata Edwin dalam risetnya, Selasa (19/4/2022).

Di sisi lain, kembali naiknya harga beberapa komoditas seperti minyak mentah sebesar 0,98 persen, emas 0,25 persen, dan minyak sawit (CPO) sebesar 2,66 persen membuka peluang penguatan pada saham-saham berbasis komoditas tersebut, seiring dengan berlanjutnya arus masuk dana asing ke dalam Bursa Indonesia dalam perdagangan hari ini.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper