Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tembus Rekor Penutupan Lagi 7.262, Asing Belanja Rp1,06 Triliun

Sebanyak 274 saham menguat, 256 saham melemah dan 157 saham diperdagangkan stagnan pada akhir perdagangan IHSG hari ini.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali menembus rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. IHSG menguat 0,67 persen atau 47,99 poin ke 7.262,77 pada akhir perdagangan Rabu (13/4/2022).

Sebanyak 274 saham menguat, 256 saham melemah dan 157 saham diperdagangkan stagnan. Kapitalisasi pasar bursa parkir di level Rp9.464,25 triliun. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di kisaran 7.212,85 - 7.266,39. 

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net foreign buy Rp1,06 triliun. Saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menjadi yang paling banyak diborong asing Rp417,3 miliar. Menyusul saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang diakumulasi asing Rp110 miliar.

Saat IHSG melesat, saham PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk. (ENZO) dan PT Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU) turut melambung di puncak top gainers. Masing-masing saham menguat 17,54 persen dan 13,43 persen.

Sebelumnya Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebutkan, menguatnya harga beberapa komoditas berpotensi mendorong naik saham-saham emiten berbasis komoditas. 

"Terlebih jika dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar 0,45 persen serta turunnya yield obligasi AS tenor 10 tahun di tengah derasnya capital inflow dana asing ke Bursa Indonesia, berpotensi mendorong naik IHSG ke level tertinggi baru dalam perdagangan Kamis ini," tulisnya dalam riset harian, Rabu (13/4/2022).

Di lain pihak salah satu sentimen negatif adalah turunnya Dow Jones semalam sebesar 0,26 persen setelah pengumuman data inflasi Maret AS mencapai 8,5 persen. Posisi ini merupakan level tertinggi inflasi selama 41 tahun terakhir, atau sejak tahun 1981 sehingga sempat mendorong naik yield obligasi AS tenor 10 tahun ke level 2,82 persen sebelum akhirnya ditutup turun di level 2,72 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper