Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Pabrik, Waskita Beton Precast (WSBP) Siapkan Belanja Modal Rp250 Miliar

Tahun ini, WSBP menargetkan pendapatan senilai Rp3,7 triliun, dengan ekspektasi dapat menekan kerugian..
Beton tetrapod buatan PT Waskita Beton Precast Tbk. Beton tersebut digunakan untuk proyek pengaman pantai di Singapura./waskitabeton
Beton tetrapod buatan PT Waskita Beton Precast Tbk. Beton tersebut digunakan untuk proyek pengaman pantai di Singapura./waskitabeton

Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp250 miliar tahun ini.

Corporate Secretary Waskita Beton Precast Fandy Dewanto mengatakan, capex senilai Rp250 miliar tersebut masih bisa berubah, tergantung perkembangan restrukturisasi.

"Capex ini akan kami gunakan untuk pengembangan beberapa plant," ucap Fandy, di Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Dia melanjutkan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan pabrik di Bojanegara, Banten. Rencananya, perseroan akan membuat dermaga di Bojanegara, agar bisa mendukung proyek di Sumatra dan Kalimantan.

Dana capex ini menurut Fandy akan berasal dari kas internal perusahaan. Pasalnya, kondisi keuangan emiten bersandi saham WSBP ini berada dalam status standstill akibat proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Akibatnya, perseroan belum dapat meminjam dana dari eksternal.

"Capex dari dana internal, karena kami mau pinjam bank juga terkendala restrukturisasi," ujarnya.

Adapun untuk pendapatan tahun ini, WSBP menargetkan pendapatan senilai Rp3,7 triliun, dengan ekspektasi dapat menekan kerugian.

Hingga kuartal III/2021, perseroan tercatat membukukan pendapatan senilai Rp743,9 miliar, dengan rugi bersih senilai Rp299 miliar.

Meski demikian, WSBP tercatat masih memiliki piutang usaha senilai Rp2,04 triliun hingga akhir September 2021. Piutang tersebut terbagi menjadi dua, yakni piutang pihak berelasi sebesar Rp1,9 triliun dan piutang pihak ketiga sebesar Rp789 miliar.

"Pendapatan di 2021 agak turun karena Waskita Karyanya lagi restrukturisasi, jadi belum bisa lancar pembayarannya. Jadi memang 10 bulan itu progress di lapangan lambat, begitu Waskita selesai restrukturisasi dan PMN masuk, baru kencang [pembayarannya]," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper