Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham GOTO Sulit ARA seperti WIRG, Ini Penyebabnya

Saham GOTO belum bisa mencapai batas tertinggi kendati meningkat, seperti WIRG yang kerap mencapai level puncak atau ARA.
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami peningkatan pada awal-awal perdagangan. Namun, harga sahamnya belum melonjak mencapai batas auto reject atas (ARA) seperti PT WIR Asia Tbk. (WIRG).

WIRG melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 4 April 2022. WIRG melepas 2,33 miliar saham dengan harga Rp168 sehingga menghimpun dana IPO Rp431,9 miliar.

Saham WIRG cenderung naik bahkan menyentuh ARA sejak diperdagangkan di BEI. Terkini, pada Selasa (12/4/2022) pukul 09.46 WIB, saham WIRG naik 170 poin atau 24,82 persen menjadi Rp855. Artinya, saham WIRG sudah naik 408,9 persen!

Head of Business Development PT FAC sekuritas Kenji Putera Tjahaja menyampaikan prospek bisnis WIR Asia memang menarik sebagai perusahaan yang memiliki spesialisasi di metaverse. WIRG banyak melakukan kolaborasi, salah satunya partisipasi di acara G20.

"WIRG memiliki prospek bisnis yang bagus, belum banyak pemain, sehingga sentimen market bagus sekali," ujarnya dikutip dari Youtube IDX Channel.

Di tengah hangatnya lonjakan saham WIRG, pelaku pasar juga antusias terhadap kedatangan GOTO, yang tercatat di BEI pada Senin (11/4/2022).

GOTO melepas 40,6 miliar saham ke masyarakat dengan harga penawaran saham Rp338 per saham. Selain itu, GOTO melakukan penjualan saham treasuy untuk green shoe option sehingga total melepas 46,7 miliar saham dan meraih dana Rp15,8 triliun.

Kapitalisasi pasar GOTO kemarin mencapai Rp452 triliun, terbesar ke-4 di Bursa Efek Indonesia, sedikit di bawah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) di urutan ke-3 dengan kapitalisasi pasar Rp455 triliun.

Saham GOTO Sulit ARA seperti WIRG, Ini Penyebabnya

Menurut Kenji, saham GOTO dan WIRG tidak bisa disandingkan kendati sama-sama masuk ke sektor teknologi (IDX TECH). Keduanya memiliki bisnis yang berbeda dan jumlah saham yang diperdagangkan juga terlampau jauh.

"GOTO market cap jauh lebih besar dari WIRG, jumlah sahamnya pun jauh lebih banyak. Karena itu, untuk menanjak tinggi GOTO butuh effort yang lebih," jelasnya.

Kemarin, setelah listing perdana saham GOTO ditutup naik 13,02 persen menjadi Rp382. Pada hari ini pukul 09.22 WIB, harga saham GOTO berada di level Rp392 naik 2,62 persen atau 10 poin dari penutupan kemarin.

Sementara itu, sesuai arahan OJK, BEI menetapkan kebijakan auto rejection asimetris pada masa pandemi, yang berlaku mulai 13 Maret 2020.

Kebijakan tersebut termaktub dalam Peraturan No. II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dengan SK Direksi No: KEP-00025/BEI/03-2020.

Sesuai peraturan baru tersebut rentang harga saham Rp50—Rp200 akan dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan sebesar 35 persen atau penurunan harga saham sebesar 7 persen dalam satu hari.

Sementara untuk rentang harga saham Rp200—Rp5.000 dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan harga sebesar 25 persen atau penurunan harga sebesar 7 persen.

Kemudian untuk rentang harga saham di atas Rp5.000 dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan harga sebesar 20 persen atau penurunan harga sebesar 7 persen.

Sebelum kebijakan auto rejection asimetris berlaku, Bursa menetapkan kebijakan auto rejection simetris, dimana batas atas dan batas bawah memiliki besaran yang sama di setiap fraksi harga.

Perinciannya, kelompok harga saham di rentang Rp50-Rp200 memiliki batas atas dan batas bawah 35 persen, rentang harga Rp200-Rp5.000 berbatas atas dan berbatas bawah 25 persen, dan rentang harga di atas Rp5.000 memiliki batas atas dan batas bawah sebesar 20 persen.

Dengan demikian, regulasi yang berlaku hingga saat ini ialah kebijakan auto rejection asimetris pada masa pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper