Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendingin Sekalipun Kekhawatiran Pasokan Global Belum Reda

Harga minyak dipengaruhi sentimen Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) yang mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun pada akhir perdagangan yang fluktuatif, Selasa (5/4/2022) waktu setempat, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran bahwa kasus virus corona baru dapat memperlambat permintaan.

Meskipun harga minyak melemah, kerugian masih dibatasi oleh kekhawatiran pasokan karena sanksi global terhadap Rusia atas dugaan kejahatan perang.

Mengutip Antara, Rabu (6/4/2022), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 89 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di US$106,64 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei jatuh US$1,32 atau 1,3 persen, menjadi ditutup di US$101,96 per barel.

Di awal sesi, harga naik lebih dari US$2 per barel setelah Menteri Perindustrian Jepang mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih mendiskusikan pelepasan cadangan minyak terkoordinasi yang menurut banyak pedagang adalah kesepakatan yang sudah selesai. Setelah itu, harga diperdagangkan di kedua sisi tidak berubah hampir sepanjang hari.

Kekhawatiran permintaan meningkat setelah otoritas di importir minyak utama China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.

"Pelemahan dolar pada awal perdagangan secara bertahap memberikan dorongan tambahan di balik ayunan harga minyak hari ini kembali ke sisi penurunan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

American Petroleum Institute (API) akan mengeluarkan laporan persediaannya pada pukul 20.30 GMT. Pada Rabu, Badan Informasi Energi AS (EIA) juga siap merilis laporan resmi pada 10.30 pagi waktu setempat.

Dolar menguat untuk hari keempat berturut-turut ke level tertinggi sejak Mei 2020 terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, termasuk larangan impor batu bara oleh Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan larangan batu bara akan diikuti oleh minyak dan kemudian gas.

Moskow, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", mengatakan tuduhan Barat atas kejahatan perang di kota Bucha di Ukraina adalah "pemalsuan mengerikan" yang ditujukan untuk merendahkan tentara Rusia.

Untuk menenangkan harga minyak, negara-negara sekutu AS pekan lalu menyetujui pelepasan minyak terkoordinasi dari cadangan strategis untuk kedua kalinya dalam sebulan.

Direktur eksekutif energi berjangka Mizuho, Robert Yawger mengatakan rencana AS untuk melepaskan 180 juta barel dari Cadangan Minyak Strategisnya (SPR) telah mempersempit perbedaan antara minyak mentah saat ini dan minyak berjangka yang akan datang.

Yawger mencatat minyak berjangka WTI hanya diperdagangkan dalam super-backwardation (harga saat ini lebih tinggi dari harga yang diperdagangkan di pasar berjangka) dengan setiap bulan setidaknya US$1 per barel di bawah bulan sebelumnya hingga Oktober 2022. Sebulan yang lalu, dia mengatakan kurva berada dalam super-backwardation hingga November 2023.

Kekhawatiran pasokan di beberapa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), termasuk Irak dan Kazakhstan, juga mendukung harga.

Produksi kondensat minyak dan gas harian anggota OPEC+ Rusia pada awal April telah turun 4,0 persen dari Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper