Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Pudar, Lagi-lagi The Fed Beri Sinyal Agresif

Emas tertekan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve. 
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (5/4/2022) waktu New York, karena meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve. 

Mengutip Antara, Rabu (6/4/2022), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot US$6,5 atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada US$1.927,50 per ounce.

Sehari sebelumnya, Senin (4/4/2022), emas berjangka terangkat US$10,3 atau 0,54 persen menjadi US$1.934,00, setelah anjlok US$30,3 atau 1,55 persen menjadi US$1.923,70 pada Jumat (1/4/2022).

Emas berada di bawah tekanan tambahan karena dolar AS menguat.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik setelah Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan dia mengharapkan kenaikan suku bunga metodis dan pengurangan cepat pada neraca bank sentral untuk membawa kebijakan moneter AS ke posisi yang lebih netral akhir tahun ini.

"Inflasi AS berjalan sangat panas dan bisa naik lebih tinggi lagi, memerlukan kenaikan suku bunga yang stabil dan penyusutan neraca. Sangat penting untuk menurunkan inflasi," tambah Brainard.

Ekspektasi Fed untuk sedikit lebih agresif dalam memerangi tekanan inflasi membebani emas. "Brainard umumnya dianggap sebagai salah satu anggota Fed yang lebih dovish," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Naiknya suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Risiko geopolitik kemungkinan akan menjadi pendorong utama jangka pendek dan itu akan membantu emas memperluas kisaran perdagangan [US$1.900 - US$1.950], di mana investor bisa melihat harga bahkan mungkin naik ke US$1.975 dolar AS," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Tetapi harga emas juga dapat dipengaruhi oleh rilis dari risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Fed pada Rabu waktu setempat yang akan memberikan petunjuk tentang lintasan kenaikan suku bunga.

Indeks Wall Street jatuh setelah komentar Brainard, menakuti investor yang sudah khawatir tentang prospek sanksi baru terhadap Rusia.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 5,6 sen atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada US$24,534 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$17,9 atau 1,81 persen menjadi ditutup pada US$973,10 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper