Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balik Kerugian, ABM Investama (ABMM) Catatkan Laba Bersih Rp2,1 Triliun

PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mencatatkan kinerja laba bersih Rp2,1 triliun serta mampu membalikkan kerugian pada 2020.
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mencatatkan kinerja laba bersih Rp2,1 triliun serta mampu membalikkan kerugian pada 2020.

Emiten berkode saham ABMM ini membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai US$1,02 miliar atau setara Rp14,6 triliun (kurs Jisdor Rp14.362 per dolar AS). Pendapatan ini melesat 68,48 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar US$606 juta.

Pendapatan perseroan disumbang paling besar oleh pendapatan dari kontraktor tambang dan tambang batu bara sebesar US$859,2 juta di 2021, naik 85,45 persen dari US$465,8 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lalu, pendapatan logistik dan sewa kapal perseroan juga naik 18,53 persen dari US$87,3 juta, menjadi US$103,5 juta.

Berdasarkan kontrak dari pelanggan yang melebihi 10 persen, pendapatan perseroan banyak datang dari Mulia Green Resources Pte. Ltd., Singapura yakni sebesar US$193,2 juta atau 18,91 persen dari seluruh kontrak. Selanjutnya dari PT Multi Harapan Utama sebesar US$185,6 juta atau 18,17 persen dari seluruh kontrak.

Perseroan pun mampu membukukan peningkatan laba bruto 260,8 persen menjadi US$366,3 juta, naik dari US$101,5 juta secara tahunan atau year on year (yoy).

Dengan peningkatan kinerja ini, perseroan mampu mencatatkan laba bersih sebesar US$148 juta di 2021 atau setara Rp2,1 triliun, dari rugi bersih US$35,6 juta pada 2020.

Total aset perseroan tercatat naik menjadi US$1,03 miliar di akhir 2021, dari US$827,2 juta di akhir 2020. Meningkatnya aset perseroan ini diakibatkan pos aset lancar yang naik menjadi US$495 juta, dengan kas dan setara kas yang meningkat menjadi US$237,2 juta di akhir 2021.

Kemudian, total liabilitas perseroan juga naik di 31 Desember 2021 menjadi US$679 juta, dari US$665 juta di 31 Desember 2020.

Adapun total ekuitas perseroan meningkat dari US$161 juta di 2020, menjadi US$356 juta di 2021. Meningkatnya ekuitas ini karena perseroan memiliki saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar US$123,5 juta, dari defisit di tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper