Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Sekalipun Indeks Dolar AS Meningkat

Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan Jumat (1/4/2022) mengalami penguatan meskipun indeks dolar AS juga mengalami penguatan.
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan Jumat (1/4/2022) mengalami penguatan meskipun indeks dolar AS juga mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, pukul 09.00 WIB mata uang Garuda menguat tipis 7 poin 0,05 persen di tengah penguatan indeks dolar AS 98,40.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksikan untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan  dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.350 - Rp14.380.

"Dolar AS menguat terdapa mata uang lainnya, karena adanya harapan bahwa perang di Ukraina dapat memasuki fase penurunan eskalasi baru, walaupun skeptimisme dari Ukraina sebagai taktik untuk mempersiapkan serangan baru," ujarnya dalam riset harian, Kamis (31/3/2022).

Ada sedikit terobosan dalam pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia yang dimulai awal pekan ini Negosiator Ukraina dan Rusia bertemu di Turki untuk diskusi tatap muka pertama dalam hampir tiga minggu. Negosiator top Rusia mengatakan pembicaraan itu "konstruktif."

Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militernya di sekitar Kyiv dan Ukraina utara, Ukraina mengusulkan adopsi status netral tetapi dengan jaminan internasional bahwa itu akan dilindungi dari serangan.

Namun, janji itu disambut dengan skeptisisme dari Ukraina dan sekutu Barat, yang melihatnya sebagai taktik untuk memotong kerugian dan mempersiapkan serangan lainnya.

Sementara itu, pasukan Ukraina sedang mempersiapkan serangan baru Rusia di Timur negara itu saat Moskow membangun pasukannya di sana setelah mengalami kemunduran di dekat Ibu Kota Kyiv, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Kamis.

Adapun, imbal hasil Treasury AS turun sementara bagian penting dari kurva imbal hasil meningkat pada Rabu. Hal ini mempertaruhkan bahwa sikap hawkish Federal Reserve AS dapat mengirim ekonomi terbesar dunia itu ke dalam resesi.

Dari sisi internal pasar terus memantau penerapan kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan dimulai pada 1 April 2022 sebesar 11 persen. Kebijakan tersebut terdapat dalam Undang -Undang Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Hal tersebut juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yaitu pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2022 akan dinaikkan sebesar 11 persen yang sebelumnya hanya 10 persen. Kemudian di tahun 2025 akan dinaikkan kembali sebesar 12 persen.

Tetapi dengan adanya kenaikan tersebut membuat masyarakat panik dan terkejut, karena mereka meyakini bahwa semua barang-barang lainnya pun akan dikenakan PPN sebesar 11 persen. Dampak dari penyesuaian tarif PPN ini diperkirakan akan mendorong inflasi pada bulan April 2022 sebesar 1,4 persen (QoQ).

Berdasarkan persi pemerintah bahwa kenaikan 1 persen pada PPN merupakan upaya pemerintah untuk mencoba meningkatkan kontribusi penerimaan negara dalam melalui perpajakan. Namun, kenaikan PPN menjadi 11 persen tidak berlaku bagi bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi masyarakat secara luas.

Sedangkan  bahan kebutuhan pokok kemungkinan hanya dikenakan tarif pajak sebesar 1 persen hingga 3 persen. Sedangkan  barang-barang  yang tidak terkena PPN, berdasarkan UU HPP, antara lain makanan-minuman yang dijual di tempat, uang, emas batangan untuk kepentingan cadangan devisa negara, dan surat berharga juga tidak dikenai PPN, jasa kesenian dan hiburan dan jasa perhotelan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper